wawasan nusantara

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami tentang arti dari “Peran Pendidikan dalam Wawasan Nusantara dan Integrasi Bangsa”. Dalam penyusunan  makalah  ini tentunya banyak rintangan yang dialami. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun, dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini memuat tentang “Peran Pendidikan dalam Wawasan Nusantara dan Integrasi Bangsa” yang sengaja dibuat demi menyelesaikan tugas Kewarganegaraan  yang diberikan dalam kuliah. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih. Penulis

DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR                                                                                   1 
DAFTAR ISI                                                                                                2
BAB I PENDAHULUAN                                                                             3
A. LATAR BELAKANG                                                                               3
B. PERUMUSAN MASALAH.                                                                      4
BAB II PEMBAHASAN                                                                              4 
A. PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA                                              4 
B. WAWASAN NUSANTARA DAN INTEGRASI NASIONAL                      7 
C. PERAN PENDIDIKAN DALAM WAWASAN NUSANTARA DAN INTEGRASI NASIONAL                                                                           11
BAB III PENUTUP                                                                                      11 
A. SIMPULAN                                                                                              11 
B. SARAN                                                                                                     11
DAFTAR PUSTAKA                                                                                    12
BAB I
Pendahuluan
A.    Latar  Belakang
Akhir - akhir ini ramai terdengar berita tentang ulah “Tetangga” kita, yaitu Malaysia yang akan mencaplok lagi daerah kekuasaan Indonesia di daerah lautan Pontianak. Sepertinya tetangga kita ini begitu tertarik dengan wilayah – wilayah kekuasan Indonesia. Apakah ini memang merupakan sifat  ‘tetangga’ kita, atau karena ada faktor lain yang memungkinkan mereka dengan suka hatinya berusaha menguasai wilayah – wilayah Indonesia?
Tentunya hal ini merupakan hal yang sangat memperihatinkan, bagaimana tidak, Kita sebagai bangsa yang besar dengan begitu mudahnya diancam  keutuhan wilayahnya oleh bangsa lain, wilayah yang begitu susah payahnya diperjuangkan oleh pahlawan – pahlawan kita dahulu. Apa bangsa kita ini sudah tidak peduli lagi dengan keutuhan Negara ini? Bangsa kita seolah-olah terjebak dengan egoismenya sendiri. Tidak akan mempedulikan hal yang tidak menyangkut dengan kebutuhan pribadinya. Jika hal ini tidak segera diatasi, tidak mustahil akan terjadi kasus sipadan-ligitan lainnya.
Untuk mengatasi hal ini diperlukan suatu wawasan bagi bangsa Indonesia, yaitu wawasan yang mengajarkan tentang bagaimana keadaan bangsa ini, keadaan kedaulatan wilayah ini dan faktor-faktor yang dapat menimbulkan terancamnya kedaulatan bangsa kita ini. Wawasan itu adalah wawasan nusantara, wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya  berdasarkan ide nasionalnya  yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan  aspirasi bangsa merdeka, berdaulat, bermartabat,  serta menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya  dalam mencapai tujuan nasional. Wawasan Nusantara adalah cara pandang, cara memahami,  cara menghayati, cara bersikap, cara berfikir, cara bertindak, cara bertingkah laku,  bangsa Indonesia  sebagai interaksi prosees psikologis, sosiokultural,  dengan aspek ASTAGATRA  (Kondisi geografis, kekayaan alam  dan kemampuan penduduk serta  IPOLEKSOSBUD Hankam).
Tentunya tidak hanya wawasannya saja yang harus ada pada bangsa ini, tetapi juga wawasan ini harus diterapkan dalam kehidupan berbangsa. Tidaklah mudah untuk menerapkan wawasan ini pada masyarakat di Indonesia, karena begitu luasnya wilayah kesatuan kita ini dan kemajemukan budaya yang ada pada bangsa Indonesia. Untuk itu diperlukan cara untuk mengajarkan agar masyarakat Indonesia dapat menerapkan wawasan nusantara ini, karena itu penting terdapatnya pendidikan wawasan nusantara untuk bangsa Indonesia. pendidikan wawasan nusantara diharapkan dapat menghasilkan produk yang mengetahui dan dapat menerapkan wawasan nusantara dalam kehidupan berbangsa. Sehingga keutuhan dan kedaulatan Negara kita ini yaitu Negara Indonesia akan tetap utuh sampai kapanpun.
B.     Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan wawasan nusantara?
2.      Apa hubungan Wawasan nusantara dan integrasi nasional?
3.      Bagaimana peran pendidikan dalam wawasan nusantara dan integrasi nasional?
BAB II
Pembahasan
1.      Pengertian Wawasan Nusantara
a.      Wawasan  artinya pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi. Selain menunjukkan kegiatan untuk mengetahi serta arti pengaruh-pengaruhnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. penglihatan atau tanggap indrawi, Wawasan juga mempunyai pengertian  menggabarkan cara pandang, cara tinjau, cara melihat atau cara  tanggap indrawi.
b.      Nasional menunjukkan kata sifat, ruang lingkup, bentuk kata yasng berasal dari istilah nation  berarti bangsa yang telah mengidentiikasikan diri ke dalam kehidupan bernegara  atau secara singkat dapat dikatakan sebagai bangsa yang telah  menegara.
c.       Nusantara, istilah ini dipergunakan untuk menggambarkann kesatuan wilayah perairan  dan gugusan pulau-pulau  yang terletak di atara Samodra  Pasifik  dan Samodra Indonesia, serta di antara  Benua Asia  Benua Australia.
d.      Wawasan Nasional merupakan “cara pandang” suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya . Wawasan merupakan penjabaran dari falsafat bangsa Indonesia  sesaui dengan keadaan geografis suatu bangsa,  serta sejarah yang pernah dialaminya. Esensinya; bagaimana bangsa itu memanfaatkan kondisi geografis, sejarahnya, serta kondisi sosial budayanya  dalam mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Bagaimana bangsa tersebut memandang diri dan lingkungannya.    

Dengan demikian Wawasan Nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya  berdasarkan ide nasionalnya  yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan  aspirasi bangsa merdeka, berdaulat, bermartabat,  serta menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya  dalam mencapai tujuan nasional. Wawasan Nusantara adalah cara pandang, cara memahami,  cara menghayati, cara bersikap, cara berfikir, cara bertindak, cara bertingkah laku,  bangsa Indonesia  sebagai interaksi prosees psikologis, sosiokultural,  dengan aspek ASTAGATRA  (Kondisi geografis, kekayaan alam  dan kemampuan penduduk serta  IPOLEKSOSBUD Hankam).

                                        

Wawasan Nusantara  Sebagai Wawasan Pembangunan Nasional    

Secara konstitusional, Wawasan Nusantara dikukuhkan dengan Kepres MPR No. IV/MPR/1973, tentang Garis  Besar Haluan Negara Bab II Sub E, Pokok-pokok Wawasan Nusantara dinyatakan sebagai  Wawasan dalam mencapai tujuan  Pembangunan Nasional adalah Wawasan Nusantara mencakup:
1.      Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan  Politik dalam arti:
a. Bahwa kebutuhan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah,  wadah, ruang hidup dan kesatuan matra seluruh bangsa, serta menjadi modal dan  menjadi  modal dan milik  bersama bangsa.
b. Bahwa Bangsa Indonesia yang terdiri dari  berbagai suku dan berbicara dalam berbagai  bahasa daerah, memeluk dan meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan bangsa  yang bulat dalam arti seluas-luasnya.
c. Bahwa  secara psikologis, bahwa bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad di dalam mencapai cita-cita bangsa.
d. Bahwa  Pancasila  adalah adalah  satu-satunya  falsafah serta ideologi bangsa dan  Negara, yang melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
e. Bahwa seluruh  Kepulauan  Nusantara  merupakan  satu kesatuan hokum dalam arti bahwa hanya ada satu hokum yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
2.  Perwujudan Kepulaun Nusantara sebagai  Kesatuanj Sosial dan  Budaya  dalam arti:  
a.  Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan kaehidupan yang  serasi  dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan kemajuan bangsa..
 b. Bahwa budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu, sedangkan corak ragam budaya yang ada  menggambarkan kekayaan budaya yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa  seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati  oleh seluruh bangsa Indonesia.     
3.  Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan Ekonomi dalam   arti :  
a.  Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
b. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan cirri khas yang dimiliki oleh daerah-daerah dalam mengembangkan ekonominya.
4. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Pertahanan dan Keamanan dalam arti:
a. Bahwa ancaman terhadap satu daerah pada hakekatnya merupakan ancaman bagi seluruh bangsa dan  negara.
b.  Bahwa tiap-tiap warga  negara  mempunyai hak dan kewajiban yang sama di dalam pembelaan Negara (Lemhanas, 1989: 7).
Dengan ditetapkannya  rumusan Wawasan Nusantara sebagai ketetapan MPR, maka Wawasan Nusantara memiliki kekuatan hukum yang mengikat  semua penyelenggara Negara, semua lembaga  kenegaraan dan kemasyarakatan, serta semua warga  negara Indonesia . Hal ini berarti bahwa setiap rumusan kebijaksanaan dan perencanaan  pembangunan nasional harus mencerminkan  hakekat rumusan Wawasasn Nusantara.
2.      Hubungan Wawasan Nusantara dan Integrasi Nasional
Dalam usaha mencapai tujuan nasional masih banyak yang mempunyai pandangan berbeda atau persepsi berbeda. Untuk itu pemerintah Indonesia telah mempunyai rumusan dalam konsep pandangan nasional yang komprehensif dan integral dalam bentuk wawasan nusantara. Wawasan ini akan memberikan konsepsi yang sama pada peserta didik tentang visi ke depan bangsa Indonesia untuk menciptakan kesatuan dan persatuan, sehingga akan menghasilkan integrasi nasional.
Secara teoretis integrasi dapat dilukiskan sebagai pemilikan perasaan keterikatan pada suatu pranata dalam suatu lingkup teritorial guna memenuhi harapan-harapan yang bergantung secara damai di antara penduduk. Secara etimologis, integrasi berasal dari kata integrate, yang artinya memberi tempat bagi suatu unsur demi suatu keseluruhan. Kata bendanya integritas berarti utuh. Integrasi mempunuyai pengertian  “to combine (part) into a whole” atau “to complate (something thet is imperfec or incomplete) by adding parts”  dan  “to bring or come into equality by the mexing of group or races”.  Secara teoritis  integrasi dapat dilukiskan sebagai pemilikan keterkaitan  antar bagian yang menjadi satu. Oleh karena itu, pengertian integrasi adalah membuat unsur-unsurnya menjadi satu kesatuan dan utuh. Integrasi berarti menggabungkan seluruh bagian menjadi sebuah keseluruhan dan tiap-tiap bagian diberi tempat, sehingga membentuk kesatuan yang harmonis dalam kesatuan Negara Republik Indonesia (NKRI) yang bersemboyankan “Bhineka Tunggal Ika”. Integrasi nasional merupakan hal yang didambakan yang dapat mengatasi perbedaan suku, antargolongan, ras, dan agama (SARA). Kebhinekaan ini merupakan aset bangsa Indonesia jika diterima secara ikhlas untuk saling menerima dan menghormati dalam wadah NKRI.
Menurut Sartono Kartodirdjo, integrasi nasional berawal dari integrasi teritorial dan merupakan integrasi geopolitik yang dibentuk oleh transportasi, navigasi, dan perdagangan, sehingga tercipta komunikasi ekonomi, sosial, politik, kultural yang semakin luas dan intensif. Pada masa prasejarah telah terbentuk jaringan navigasi yang kemudian berkembang dan sampai puncaknya pada masa Sriwijaya dan Majapahit serta yang pada zaman Hindia Belanda diintesifkan melalui ekspedisi militer. Pada masa NKRI diperkokoh dengan adanya sistem administrasi yang sentralistik melalui sistem idukasi, militer, dan komunikasi (Sartono Kartodirdjo, 1993: 85).
Menurut Drake integrasi nasional adalah suatu konsep yang multidimensional, kompleks, dan dinamis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam integrasi nasional antara lain sebagai berikut. Pertama, pengalaman historis yang tampil sebagai kekuasaan yang kohesif, berawal dari penderitaan yang menjadi bagian warisan bersama sebuah negara. Kedua, atribut sosio-kultural bersama seperti bahasa, bendera, bangsa yang membedakan dengan bangsa lain dan yang memungkinkan WNI memiliki rasa persatuan. Ketiga, interaksi berbagai pihak di dalam negara kebangsaan dan adanya interdependensi ekonomi regional (Filip Litay, 1997; 10).
Masyarakat Indonesia sangat heterogin dan pluralistis. Oleh karena itu, bagi integrasi sosial budaya unsur-unsurnya memerlukan nilai-nilai sebagai orientasi tujuan kolektif bagi  interaksi antarunsur. Dalam hubungan ini ideologi bangsa, nilai nasionalisme, kebudayaan nasional mempunyai fungsi strategis. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat menggantikan nilai-nilai tradisonal dan primodial yang tidak relevan dengan masyarakat baru. Dengan demikian nilai nasionalisme memiliki nilai ganda, yaitu selain meningkatkan integrasi nasional, juga berfungsi menanggulangi dampak kapitalisme dan globalisasi serta dapat mengatasi segala hambatan ikatan primordial.
Apabila dipikirkan antara integrasi dan nasionalisme saling terkait. Integrasi memberi sumbangan terhadap nasionalisme dan nasionalisme mendukung integrasi nasional. Oleh karena itu, integrasi nasional harus terus dibina dan diperkuat dari waktu ke waktu. Kelalaian terhadap pembinaan integrasi dapat menimbulkan konflik dan disintegrasi bangsa. Sebagai contoh, keinginan berpisah dari NKRI oleh sebagian masyarakat Papua, Aceh, dan Maluku karena selama puluhan tahun mereka hanya sebagai objek dan bukan subjek. Mereka hanya mendapat janji-janji kesejahteraan tanpa bukti dan menentang ketidakadilan di segala bidang. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah pusat dapat mengakomodasikan setiap isu yang timbul di daerah.
Integrasi nasional biasanya dikaitkan dengan pembangunan nasional karena masyarakat Indonesia yang majemuk sangat diperlukan untuk memupuk rasa kesatuan dan persatuan agar pembangunan nasional tidak terkendala. Dalam hal ini kata-kata kunci yang harus diperhatikan adalah mempertahankan masyarakat dalam keadaan harmonis dan saling membantu atau dalam koridor lintas SARA. Integrasi mengingatkan adanya kekuatan yang menggerakkan setiap individu untuk hidup bersama sebagai bangsa. Dengan integrasi yang tangguh yang tercermin dari rasa cinta, bangga, hormat, dan loyal kepada negara, cita-cita nasionalisme dapat terwujud.
Dalam integrasi nasional masyarakat termotivasi untuk loyal kepada negara dan bangsa. Dalam integrasi terkandung cita-cita untuk menyatukan rakyat mengatasi SARA melalui pembangunan integral. Integrasi nasional yang solid akan memperlancar pembangunan nasional dan pembangunan yang berhasil akan memberikan dampak positip terhadap negara dan bangsa sebagai perwujudan nasionalisme. Dengan berhasilnya pembangunan sebagai wujud nasionalisme, konflik-konflik yang mengarah kepada perpecahan atau disintegrasi dapat diatasi karena integrasi nasional memerlukan kesadaran untuk hidup bersama dalam mewujudkan masyarakat yang harmonis. Negara dan bangsa sebagai institusi yang diakui, didukung, dan dibela oleh rakyat diharapkan mampu mengakomodasikan seluruh kepentingan masyarakat dan memperjuangkan nasip seluruh warga bangsa.
Dalam mengatasi isu-isu disintegrasi, pemerintah perlu melegalkan tuntutan mereka sejauh masih dalam koridor NKRI. Selruh warga bangsa perlu berempati pada masyarakat Papua, Aceh, dan Maluku. Perlu dimengerti bahwa masyarakat Papua adalah Indonesia yang di dalamnya terdiri dari banyak etnis, sebab tanpa Aceh dan Papua Indonesia bukan “Indonesia Raya” lagi. Dengan menaruh rasa empati kepada mereka, serta disertai tindakan nyata yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat yang menginginkan untuk berpisah tersebut dapat menyadari bahwa mereka dan “kita” adalah satu untuk mewujudkan kepentingan bersama, kemakmuran bersama, rasa keadilan bersama, dalam wadah NKRI. Namun bila isu-isu tidak pernah ditanggapi dan justru dengan pendekatan keamanan (militer), hal ini akan menimbulkan kesulitan di masa yang akan datang. Tututan yang wajar perlu diakomodasikan sehingga mungkin dapat meredakan keinginan berpisah dari NKRI. Perlu dicatat bahwa pemerintah RI harus meningkatkan kesejahteraan seluruh warga bangsa karena hal ini merupakan kunci terciptanya integrasi nasional demi terwujudnya cia-cita nasionalisme.
Dalam usaha mencapai tujuan nasional, masih banyak yang memiliki pandangan berbeda. Untuk itu pemerintah telah merumuskan pandangan nasional yang komperhensif dan integral yang dikenal dengan wawasan nusantara. Wawasan ini akan memberikan konsepsi yang sama kepada peserta didik  tentang visi ke depan bangsa Indonesia untuk menciptakan kesatuan dan persatuan secara utuh, sehingga dapat mewujudkan integrasi nasional. Adanya nilai-nilai nasionalisme,  khususnya nilai kesatuan, sangat mendukung terwujudnya integrasi nasional. Dengan demikian nilai-nilai wawasan nusantara, kususnya nilai kesatuan, yaitu kesatuan  IPOLEKSOSBUD-HANKAM sangat mendukung adanya integrasi nasional.
3.   Peran Pendidikan dalam Wawasan Nusantara dan Integrasi Bangsa
Pendidikan diharapkan dapat menghasilkan produk yang dapat memahami dan menerapkan pentingnya wawasan nusantara dan integrasi bangsa. Ketika wawasan nusantara dan integrasi dimasukan dalam materi pendidikan tentunya akan terjadi pembinaan pada masyrakat indonesia tentang pentingnya wawasan nusantara dan integrasi bangsa khususnya bagi penerus bangsa yaitu pemuda-pemuda indonesia. Ketika wawasan nusantara sudah memasuki jiwa-jiwa masyarakat indonesia, maka tidak akan terjaid lagi pencaplokan wilayah-wilayah oleh bangsa lain. Sehingga bangsa ini tetap utuh sampai kapanpun.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN Berdasarkan uraian bahasan diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Peranan Warga negara sangatlah penting demi untuk mencapai keutuhan sebuah negara. 2. Pendidikan Wawasan Nusantara dan integrasi bangsa sangatlah penting bagi semua warga negara. B. SARAN Bertolak dari peranan wawasan nusantara yang begitu banyak sumbangsihnya dalam pelaksanaan program pendidikan di sekolah, penyusun memberikan saran sebagai berikut: 1. Sebaiknya “Wawasan Nusantara benar – benar diterapkan dilingkungan sekolah atau jenjang pertama yaitu Sekolah Dasar hal itu dimaksutkan agar setelah mereka besar nanti dia akan memiliki jiwa sosial yang tinggi. 2. Peran Sekolah, Guru, Pemerintah sanganlah Penting dalam penerapan Wawasan Nusantara di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Sumardiman, dkk.  1982. Wawasan Nusantara, Jakarta: Yayasan Harapan Nusantara.
Chaidir Basrie, 2002. Pemantapan Wawasan Nusantara Menuju Ketahanan Nasional. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. 
Dimyati, M. 1972. Hukum Laut Internasional. Jakarta: Penerbit Bharat  Karya Aksara.
Ermaya Suradinata, dkk. 2001. Geopolitik dan Konsepsi Ketahanan Nasional. Jakarta: Paradigma Cipta Tatrigama.
Filip Litay. 1997. Integrasi Nasional. Jakarta.
                              Hasyim Djalal. 2000. Masa Depan  Indonesia  Sebagai Negara Kesatuan Ditinjau Dari  Segi Hukum Latu dan Kelautan. Tanpa Kota Penerbit dan Penerbit.
_____________.2002. Konsepsi Wawasan  Nusantara  Rumusan  Setjen Wanhankamnas, Jakarta: Dirjendikti Depdiknas. 
Lemhanas. 1995. Wawasan Nusantara. Jakarta: Penerbit Ismujati

Comments

Popular posts from this blog

kurikulum KTSP IPA SD/MI

Mekanisme Sorting Protein dari Sitosol ke Organel

Zonasi sungai