Sunday, April 29, 2012

sebab mekarmu hanya sekali part 4


Di  perjalanan  hidupmu  yang  bakal  kau  tempuh,  akan
banyak  sekali  kau  temui  bermacam  godaan  serta  tipu  daya
setan   yang   tanpa   kenal   lelah   berusaha   untuk   selalu
merayumu. Mereka, para setan itu tak akan pernah menyerah
sampai  tercapai  apa  yang  mereka  inginkan.  Dengan  kondisi
masyarakat   yang   masih   sakit   seperti   itu,   maka   sudah
sepantasnyalah kau harus ikut serta dalam upaya-upaya untuk
memperbaikinya.
Jadi,  seberat  apa  pun  godaan  serta  rintangan  yang
akan kau hadapi kelak di sepanjang perjalanan hidupmu nanti,
maka   sesungguhnya   Dia   pun   telah   memberikan   jalan
kemudahan dan keselamatan bagi setiap hambaNya. Melalui
para rasul dan nabiNya, Dia telah menurunkan segala aturan
yang  menjadi  jalan  keluar  bagi  semua  permasalahan  yang
datang di setiap zaman. Kaidah-kaidah itulah yang selama ini
dikenal  sebagai  agama.  Sesungguhnya  Allah  Subhaanahu  wa
ta'ala    menurunkan    aturan-aturanNya    tersebut    sebagai
penjaga  dan  pemelihara  manusia  agar  terbebas  dari  jurang
kesengsaraan   dan   kesulitan.   Dan   justru   bukan   malah
sebaliknya.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
ﻰَﺸْﺨَﯾ ْﻦَﻤِﻟ ًةَﺮِﻛْﺬَﺗ ﺎﱠﻟِإ (2) ﻰَﻘْﺸَﺘِﻟ َنَآْﺮُﻘْﻟا َﻚْﯿَﻠَﻋ ﺎَﻨْﻟَﺰْﻧَأ ﺎَﻣ
"Kami tidak menurunkan al-Qur'an ini kepadamu agar kamu
menjadi  susah,  tetapi  sebagai  peringatan  bagi  orang  yang
takut (kepada Allah)." (Thaha: 2-3)
Oleh  karena  itu  wahai  putriku  kembalilah  kepada  al-
Qur'an    dan    hadits-hadits    Rasulullah    shallallahu    'alaihi
wasallam,  pelajarilah,  hayatilah,  dan  kemudian  amalkanlah
dengan penuh istiqamah.
15




Hijab


Putriku,  pernahkah  terlintas  dalam  benakmu  bahwa
sesungguhnya   kau  diciptakan   dengan   fitrah  yang   sangat
mempesona? Pernahkah kau sadari betapa keberadaanmu di
muka bumi ini adalah juga sebagai fitnah bagi kehidupan dan
orang-orang  yang  tak  mengerti?  Maka  ingatlah  selalu  pada
sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
.ِءﺎَﺴﱢﻨﻟا َﻦِﻣ ِلﺎَﺟﱢﺮﻟا ﻰَﻠَﻋ ﱡﺮَﺿَأ ًﺔَﻨْﺘِﻓ ْيِﺪْﻌَﺑ ُﺖْﻛَﺮَﺗ ﺎَﻣ
"Setelah  meninggal  dunia,  aku  tidak  meninggalkan  fitnah
(ujian)   yang   lebih   berbahaya   bagi   kaum   lelaki   daripada
masalah  wanita." (HR.  al-Bukhari,  no.  4808  dan  Muslim,  no.
2740, 2741)
Lihatlah...! Betapa ternyata kalian semua, para wanita
sepertimu   itu,   adalah   sebuah   permasalahan   yang   harus
disikapi secara sangat hati-hati oleh kaum pria. Dan tentu saja,
kondisi  ini  pun  menuntut  konsistensi  sikapmu  agar  benar-
benar mampu menempatkan diri pada posisi yang semestinya.
Dengan    penampilan    pesona    performa    fisikmu,    serta
kecenderungan untuk selalu memperlihatkan kecantikan pada
orang lain, maka sudah selayaknya, kaum sepertimu memiliki
jalan keluar yang aman, sehingga dapat terhindar dari fitnah
yang   telah   diperingatkan   itu.   Wahai   putriku   tersayang,
Sungguh! Jangan pernah sekali-kali kau terperosok pada jalan
yang   hanya   mengeksploitasi   pesona   dan   kecantikanmu
sebagai  sarana  setan  untuk  men-jerumuskan  dirimu  sendiri
atau    bahkan    orang    lain    ke    dalam    neraka    Jahanam.
Na'udzubillah!
Sebab  bagaimanapun,  Tuhanmu  sangat  menyayangi
dan selalu berusaha untuk menjagamu dari segala keburukan
dunia  dengan  aturan-aturan  yang  telah  diturunkanNya.  Dan
16



Dia pun takkan pernah membebankan sebuah kewajiban yang
kamu tak sanggup memikulnya.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
ﺎَﮭَﻌْﺳُو ﺎﱠﻟِإ ﺎًﺴْﻔَﻧ ُﮫﱠﻠﻟا ُﻒﱢﻠَﻜُﯾ ﺎَﻟ
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya." (Al-Baqarah: 286).
Maka  karena  kasih  sayangNya  pula,  Dia  mewajibkan
pada kaummu untuk mengenakan busana kehormatan (jilbab)
yang akan dapat menutupi aurat serta melindungi dirimu dari
pandangan  orang-orang  yang  tidak  berhak.  Tak  ada  sesuatu
yang lain dari perintah itu selain kebaikan yang akan kaummu
peroleh.  Sebab  dengannya,  kalian  akan  dapat  lebih  mudah
dikenali sebagai wanita bak-baik, sehingga tidak diganggu oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
ﺎًﻤﯿِﺣَر اًرﻮُﻔَﻏ ُﮫﱠﻠﻟا َنﺎَﻛَو َﻦْﯾَذْﺆُﯾ ﺎَﻠَﻓ َﻦْﻓَﺮْﻌُﯾ ْنَأ ﻰَﻧْدَأ َﻚِﻟَذ
"Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena  itu  mereka  tidak  diganggu.  Dan  Allah  adalah  Yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Ahzab: 59)
Putriku shalihah,...!!
Menutup     aurat     sebagaimana     ketentuan     Allah
Subhaanahu wa ta'ala dan RasulNya adalah sama pentingnya
dengan  ibadah-ibadah  lainnya  seperti  shalat,  puasa  ataupun
zakat.  Yang  apabila  tidak  dilakukan,  maka  akan  mempunyai
konsekwensi   serta   sanksi   berat   yang   telah   ditentukan.
Perintah  Allah  Subhaanahu  wa  ta'ala  tentang  masalah  hijab
(jilbab) juga senantiasa diawali dengan kata-kata "wanita yang
17




beriman."  Maka,  sungguh  ini  menunjukkan  pada  siapa  pun
juga  tentang  betapa  asasinya  kewajiban  yang  satu  ini  bagi
setiap wanita Mukminah sepertimu.
Allah berfirman,
 ﺎَﻣ ﺎﱠﻟِإ ﱠﻦُﮭَﺘَﻨﯾِز َﻦﯾِﺪْﺒُﯾ ﺎَﻟَو ﱠﻦُﮭَﺟوُﺮُﻓ َﻦْﻈَﻔْﺤَﯾَو ﱠﻦِھِرﺎَﺼْﺑَأ ْﻦِﻣ َﻦْﻀُﻀْﻐَﯾ ِتﺎَﻨِﻣْﺆُﻤْﻠِﻟ ْﻞُﻗَو
ﺎَﮭْﻨِﻣ َﺮَﮭَﻇ
"Katakanlah  kepada  para  wanita  yang  beriman:  Hendaklah
mereka     menahan     pandangannya,     dan     memelihara
kehormatannya,   dan   janganlah   mereka   memperlihatkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya." (An-
Nur: 31)
Mungkin, apabila syariat yang indah ini bisa terlaksana
sesuai  dengan  yang  semestinya,  maka  tak  akan  pernah  lagi
ditemui pelecehan-pelecehan atas kaummu, termasuk kasus-
kasus  perkosaan  yang  seringkali  terjadi  di  tengah-tengah
masyarakat. Agamamu telah mengatur permasalahan hijab ini
sedemikian rupa, hanya demi untuk meninggikan derajat serta
memelihara kehormatan dan kesucian mereka sendiri sebagai
wanita  Mukminah.  Syariat  Allah  Subhaanahu  wa  ta'ala  itu
benar-benar  menginginkan  posisi  wanita  bisa  berada  pada
kedudukan  kemanusiaan  yang  mulia  serta tidak  terjerembab
sebagai  komoditas  yang  diperjualbelikan  dalam  pengertian
yang   luas.   Di   mana   pada   gilirannya   nanti   akan   dapat
menunjang keharmonisan hidup untuk mencapai keberhasilan
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dan satu hal yang
juga  mesti  kau  ingat  adalah  bahwa  hijab  bukanlah  sarana
untuk   memasung   segala   potensi   serta   bakatmu.   Sebab
kewajiban-kewajiban  lain  seperti  menuntut  ilmu,  beramar
ma'ruf serta kewajiban untuk bermasyarakat secara baik dan
syar'i   masih   tetap   bisa   kau   lakukan   sepanjang   masih
memenuhi kriteria serta hukum-hukum syariat yang ada.
18




SAHABAT SEJATI DAN LINGKUNGAN PERGAULAN

Setelah kau lakukan kewajiban hijab, maka paling tidak
telah  kau  pasang  sebuah  perlindungan  awal  dan  mendasar
untuk   mulai   menapak   masuk   ke   dalam   kehidupan   yang
semakin rumit. Tentu saja kau tak harus berjuang sendirian di
sana.  Sebab,  hanya  dengan  teman  serta  lingkungan  yang
baiklah, maka kau akan mampu untuk mempertahankan nilai-
nilai  agama  yang  selama  ini  telah  kau  pegang.  Janganlah
pernah  berhenti  mencari  sebuah  pertemanan  tulus  serta
lingkungan   yang   baik   demi   keselamatan   agamamu   dan
kesucian dirimu. Karena siapa pun tak akan sanggup bertahan
sendirian di tengah arus perubahan zaman yang begitu cepat.
Kau    akan    tetap    membutuhkan    seorang    teman    serta
lingkungan yang tepat untuk bisa memperbaiki kualitas hidup
serta  imanmu  di  masa-masa  yang  akan  datang.  Ingatlah,
bahwa  tidak  semua  orang  bisa  kau  jadi-kan  sahabat  atau
teman.  Rasulullah  n  telah  mengingatkan  kita  tentang  hal  ini
melalui lisannya yang suci:
.ُﻞِﻟﺎَﺨُﯾ ْﻦَﻣ ْﻢُﻛُﺪَﺣَأ ْﺮُﻈْﻨَﯿْﻠَﻓ ِﮫِﻠْﯿِﻠَﺧ ِﻦْﯾِد ﻰَﻠَﻋ ُءْﺮَﻤْﻟَا
"Seseorang itu tergantung perilaku dan kebiasaan temannya,
maka  hendaklah  salah  seorang  dari  kalian  memperhatikan
dengan siapa ia akan berteman." (HR. Abu Dawud, no. 4833
dan at-Tirmidzi)
Dan   dengarlah   wahai   putriku!   Bahwa   sebaik-baik
persahabatan   itu   adalah   yang   bisa   memberikan   manfaat
bagimu  di  bidang  agama  sekaligus  dunia.  Bahkan  Rasulullah
shallallahu  'alaihi  wasallam  sendiri  mempertegas  perlunya
sikap kehati-hatian di dalam memilih teman dengan sabdanya:
.ﱞﻲِﻘَﺗ ﱠﻻِإ َﻚَﻣﺎَﻌَﻃ ْﻞُﻛْﺄَﯾ َﻻَو ﺎًﻨِﻣْﺆُﻣ ﱠﻻِإ ْﺐِﺣﺎَﺼُﺗ َﻻ
"Janganlah bersahabat, kecuali dengan orang yang beriman,
19


dan   janganlah   makan   makananmu,   kecuali   orang   yang
bertakwa."  (HR.  Abu  Daud,  no.  4837,  dan  at-Tirmidzi,  no.
2395)
Seorang  remaja  putri  yang  baik  sepertimu,  bukan  tak
mungkin  akan  bisa  terpengaruh  oleh  seorang  sahabat  yang
buruk  akhlak  dan  moralnya.  Sungguh,  sahabat  seperti  itu
hanya akan membawamu pada kondisi yang menjerumuskan.
Bahkan    tidak    mustahil,    melalui    lingkungan    pergaulan
semacam  itu  pada  akhirnya  akan  memunculkan  paradigma-
paradigma 'modern' yang menyesatkan seperti; istiqamah itu
kuno,  jilbab  itu  hanya  tradisi,  serta  pandangan  kampungan,
bahwa 'budaya maju' itu justru pelaksanaan ikhtilath, tabaruj,
serta  mempertontonkan  kemolekan  dan  kecantikan  tubuh
pada siapa saja dengan melepas-kan baju-baju takwa (hijab).
Begitulah! Sehingga tanpa terasa dan dengan perlahan-lahan,
kau mulai tertarik dengan semua argumen manis dan 'masuk
akal' itu, untuk kemudian tanpa sadar mulai melaksanakannya
sedikit demi sedikit. Tanpa pernah menyadari bahwa budaya
baru   itu   sebenarnya   merupakan   rekayasa   cermat   dan
terencana  dari  musuh-musuh  Allah  Subhaanahu  wa  ta'ala
untuk  menyeretmu  ke  dalam  jurang  kenistaan.  Dan  pada
akhirnya   kelak   kau   akan   menyesalinya.   Namun   saat   itu
penyesalan tidak lagi berguna.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
 َنﺎَﻛَو ﻲِﻧَءﺎَﺟ ْذِإ َﺪْﻌَﺑ ِﺮْﻛﱢﺬﻟا ِﻦَﻋ ﻲِﻨﱠﻠَﺿَأ ْﺪَﻘَﻟ (28) ﺎًﻠﯿِﻠَﺧ ﺎًﻧﺎَﻠُﻓ ْﺬِﺨﱠﺗَأ ْﻢَﻟ ﻲِﻨَﺘْﯿَﻟ ﺎَﺘَﻠْﯾَو ﺎَﯾ
ﺎًﻟوُﺬَﺧ ِنﺎَﺴْﻧِﺈْﻠِﻟ ُنﺎَﻄْﯿﱠﺸﻟا
"Kecelakaan   besarlah   bagiku;   kiranya   aku   (dulu)   tidak
menjadikan    si    fulan    itu    sebagai    teman    akrab    (ku).
Sesungguhnya   dia   telah   menyesatkan   aku   dari   al-Qur'an
ketika  al-Qur'an  itu  telah  datang  kepadaku.  Dan  setan  itu
tidak mau menolong manusia. " (Al-Furqan: 28-29).
20



Sungguh,  jangan  pernah  sekali-kali  kamu  mencoba
untuk  berteman dengan  seseorang  yang  rendah  ilmu  agama
serta  akhlaknya  kecuali  bila  kamu  berada  pada  posisi  yang
lebih kuat untuk bisa memberinya nasehat serta peringatan.
Sebab  telah  diwajibkan  pada  siapa  pun  untuk  mengajarkan
kebaikan   serta   menghalangi   tindak   kemungkaran   sebatas
kemampuan yang ada. Dan Allah Subhaanahu wa ta'ala telah
menjamin  mereka  -orang-orang  yang  beramar  ma'ruf  nahi
mungkar-   itu   sebagai   golongan   dari   orang-orang   yang
beruntung.
Allah Subhaanahu wata'ala berfirman,
 َﻚِﺌَﻟوُأَو ِﺮَﻜْﻨُﻤْﻟا ِﻦَﻋ َنْﻮَﮭْﻨَﯾَو ِفوُﺮْﻌَﻤْﻟﺎِﺑ َنوُﺮُﻣْﺄَﯾَو ِﺮْﯿَﺨْﻟا ﻰَﻟِإ َنﻮُﻋْﺪَﯾ ٌﺔﱠﻣُأ ْﻢُﻜْﻨِﻣ ْﻦُﻜَﺘْﻟَو
َنﻮُﺤِﻠْﻔُﻤْﻟا ُﻢُھ
"Dan  hendaklah  ada  di  antara  kamu  segolongan  umat  yang
menyeru pada kebaikan, menyuruh kepada yang ma'ruf serta
mencegah  dari  yang  mungkar,  merekalah  orang-orang  yang
beruntung." (Ali Imran: 104)
Dan di dalam kondisi masyarakat yang sudah tidak lagi
mempertimbangkan nilai akhlak serta masalah syariat sebagai
landasannya,  maka  tidak  ada  cara  lain  untuk  menggapai
keselamatan    itu    selain    terus    berupaya    memperkuat
pertahanan  iman  dari  dalam  diri  sendiri.  Inilah  faktor  yang
paling  penting  dan  sangat  menentukan  bagi  berhasil  atau
tidaknya perjalananmu melalui tahapan ini.
21


sebab mekarmu hanya sekali part 5

untuk download ebook aslinya silahkan klik disini

No comments:

Post a Comment

Koneksi antar materi modul 3.2 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya

Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya dan pengimplementasian di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.  a.   ...