Di perjalanan
hidupmu yang bakal
kau tempuh, akan
banyak sekali
kau temui bermacam
godaan serta tipu
daya
setan yang
tanpa kenal lelah
berusaha untuk selalu
merayumu.
Mereka, para setan itu tak akan pernah menyerah
sampai tercapai
apa yang mereka
inginkan. Dengan kondisi
masyarakat yang
masih sakit seperti
itu, maka sudah
sepantasnyalah
kau harus ikut serta dalam upaya-upaya untuk
memperbaikinya.
Jadi, seberat
apa pun godaan
serta rintangan yang
akan
kau hadapi kelak di sepanjang perjalanan hidupmu nanti,
maka sesungguhnya Dia
pun telah memberikan jalan
kemudahan
dan keselamatan bagi setiap hambaNya. Melalui
para
rasul dan nabiNya, Dia telah menurunkan segala aturan
yang menjadi
jalan keluar bagi
semua permasalahan yang
datang
di setiap zaman. Kaidah-kaidah itulah yang selama ini
dikenal sebagai
agama. Sesungguhnya Allah
Subhaanahu wa
ta'ala menurunkan aturan-aturanNya tersebut sebagai
penjaga dan
pemelihara manusia agar
terbebas dari jurang
kesengsaraan dan
kesulitan. Dan justru
bukan malah
sebaliknya.
Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
ﻰَﺸْﺨَﯾ
ْﻦَﻤِﻟ ًةَﺮِﻛْﺬَﺗ ﺎﱠﻟِإ (2)
ﻰَﻘْﺸَﺘِﻟ َنَآْﺮُﻘْﻟا َﻚْﯿَﻠَﻋ ﺎَﻨْﻟَﺰْﻧَأ ﺎَﻣ
"Kami
tidak menurunkan al-Qur'an ini kepadamu agar kamu
menjadi susah,
tetapi sebagai peringatan
bagi orang yang
takut
(kepada Allah)." (Thaha: 2-3)
Oleh karena
itu wahai putriku
kembalilah kepada al-
Qur'an dan
hadits-hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, pelajarilah, hayatilah,
dan kemudian amalkanlah
dengan
penuh istiqamah.
|
15
|
Hijab
Putriku, pernahkah
terlintas dalam benakmu
bahwa
sesungguhnya kau
diciptakan dengan fitrah
yang sangat
mempesona?
Pernahkah kau sadari betapa keberadaanmu di
muka
bumi ini adalah juga sebagai fitnah bagi kehidupan dan
orang-orang yang
tak mengerti? Maka
ingatlah selalu pada
sabda
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
.ِءﺎَﺴﱢﻨﻟا
َﻦِﻣ ِلﺎَﺟﱢﺮﻟا ﻰَﻠَﻋ ﱡﺮَﺿَأ ًﺔَﻨْﺘِﻓ ْيِﺪْﻌَﺑ ُﺖْﻛَﺮَﺗ ﺎَﻣ
"Setelah meninggal
dunia, aku tidak
meninggalkan fitnah
(ujian) yang
lebih berbahaya bagi
kaum lelaki daripada
masalah wanita." (HR. al-Bukhari,
no. 4808 dan
Muslim, no.
2740,
2741)
Lihatlah...!
Betapa ternyata kalian semua, para wanita
sepertimu itu,
adalah sebuah permasalahan yang
harus
disikapi
secara sangat hati-hati oleh kaum pria. Dan tentu saja,
kondisi ini
pun menuntut konsistensi
sikapmu agar benar-
benar
mampu menempatkan diri pada posisi yang semestinya.
Dengan penampilan pesona
performa fisikmu, serta
kecenderungan
untuk selalu memperlihatkan kecantikan pada
orang
lain, maka sudah selayaknya, kaum sepertimu memiliki
jalan
keluar yang aman, sehingga dapat terhindar dari fitnah
yang telah
diperingatkan itu. Wahai
putriku tersayang,
Sungguh!
Jangan pernah sekali-kali kau terperosok pada jalan
yang hanya
mengeksploitasi pesona dan
kecantikanmu
sebagai sarana
setan untuk men-jerumuskan dirimu
sendiri
atau bahkan
orang lain ke
dalam neraka Jahanam.
Na'udzubillah!
Sebab bagaimanapun, Tuhanmu
sangat menyayangi
dan
selalu berusaha untuk menjagamu dari segala keburukan
dunia dengan
aturan-aturan yang telah
diturunkanNya. Dan
|
16
|
Dia pun takkan pernah membebankan
sebuah kewajiban yang
kamu
tak sanggup memikulnya.
Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
ﺎَﮭَﻌْﺳُو
ﺎﱠﻟِإ ﺎًﺴْﻔَﻧ ُﮫﱠﻠﻟا ُﻒﱢﻠَﻜُﯾ ﺎَﻟ
"Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya." (Al-Baqarah:
286).
Maka karena
kasih sayangNya pula,
Dia mewajibkan
pada
kaummu untuk mengenakan busana kehormatan (jilbab)
yang
akan dapat menutupi aurat serta melindungi dirimu dari
pandangan orang-orang
yang tidak berhak.
Tak ada sesuatu
yang
lain dari perintah itu selain kebaikan yang akan kaummu
peroleh. Sebab
dengannya, kalian akan
dapat lebih mudah
dikenali
sebagai wanita bak-baik, sehingga tidak diganggu oleh
orang-orang
yang tidak bertanggung jawab.
Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
ﺎًﻤﯿِﺣَر
اًرﻮُﻔَﻏ ُﮫﱠﻠﻟا َنﺎَﻛَو َﻦْﯾَذْﺆُﯾ ﺎَﻠَﻓ َﻦْﻓَﺮْﻌُﯾ ْنَأ ﻰَﻧْدَأ َﻚِﻟَذ
"Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu
mereka tidak diganggu.
Dan Allah adalah
Yang
Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Ahzab: 59)
|
Putriku
shalihah,...!!
Menutup aurat
sebagaimana ketentuan Allah
Subhaanahu
wa ta'ala dan RasulNya adalah sama pentingnya
dengan ibadah-ibadah lainnya
seperti shalat, puasa
ataupun
zakat. Yang
apabila tidak dilakukan,
maka akan mempunyai
konsekwensi serta
sanksi berat yang
telah ditentukan.
Perintah Allah
Subhaanahu wa ta'ala
tentang masalah hijab
(jilbab)
juga senantiasa diawali dengan kata-kata "wanita yang
|
17
|
beriman." Maka,
sungguh ini menunjukkan
pada siapa pun
juga tentang
betapa asasinya kewajiban
yang satu ini
bagi
setiap
wanita Mukminah sepertimu.
Allah
berfirman,
ﺎَﻣ ﺎﱠﻟِإ ﱠﻦُﮭَﺘَﻨﯾِز َﻦﯾِﺪْﺒُﯾ ﺎَﻟَو ﱠﻦُﮭَﺟوُﺮُﻓ
َﻦْﻈَﻔْﺤَﯾَو ﱠﻦِھِرﺎَﺼْﺑَأ ْﻦِﻣ َﻦْﻀُﻀْﻐَﯾ ِتﺎَﻨِﻣْﺆُﻤْﻠِﻟ ْﻞُﻗَو
ﺎَﮭْﻨِﻣ
َﺮَﮭَﻇ
"Katakanlah kepada
para wanita yang
beriman: Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan
memelihara
kehormatannya, dan
janganlah mereka memperlihatkan
perhiasannya,
kecuali yang (biasa) nampak daripadanya." (An-
Nur:
31)
Mungkin,
apabila syariat yang indah ini bisa terlaksana
sesuai dengan
yang semestinya, maka
tak akan pernah
lagi
ditemui
pelecehan-pelecehan atas kaummu, termasuk kasus-
kasus perkosaan
yang seringkali terjadi
di tengah-tengah
masyarakat.
Agamamu telah mengatur permasalahan hijab ini
sedemikian
rupa, hanya demi untuk meninggikan derajat serta
memelihara
kehormatan dan kesucian mereka sendiri sebagai
wanita Mukminah. Syariat
Allah Subhaanahu wa
ta'ala itu
benar-benar menginginkan posisi
wanita bisa berada
pada
kedudukan kemanusiaan
yang mulia serta tidak
terjerembab
sebagai komoditas
yang diperjualbelikan dalam
pengertian
yang luas.
Di mana pada
gilirannya nanti akan
dapat
menunjang
keharmonisan hidup untuk mencapai keberhasilan
sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Dan satu hal yang
juga mesti
kau ingat adalah
bahwa hijab bukanlah
sarana
untuk memasung
segala potensi serta
bakatmu. Sebab
kewajiban-kewajiban lain
seperti menuntut ilmu,
beramar
ma'ruf
serta kewajiban untuk bermasyarakat secara baik dan
syar'i masih
tetap bisa kau
lakukan sepanjang masih
memenuhi
kriteria serta hukum-hukum syariat yang ada.
|
18
|
SAHABAT
SEJATI DAN LINGKUNGAN PERGAULAN
Setelah
kau lakukan kewajiban hijab, maka paling tidak
telah
kau
pasang sebuah perlindungan awal
dan mendasar
untuk mulai
menapak masuk ke
dalam kehidupan yang
semakin
rumit. Tentu saja kau tak harus berjuang sendirian di
sana. Sebab,
hanya dengan teman
serta lingkungan yang
baiklah,
maka kau akan mampu untuk mempertahankan nilai-
nilai agama
yang selama ini
telah kau pegang.
Janganlah
pernah berhenti
mencari sebuah pertemanan
tulus serta
lingkungan yang
baik demi keselamatan agamamu
dan
kesucian
dirimu. Karena siapa pun tak akan sanggup bertahan
sendirian
di tengah arus perubahan zaman yang begitu cepat.
Kau akan
tetap membutuhkan seorang
teman serta
lingkungan
yang tepat untuk bisa memperbaiki kualitas hidup
serta imanmu
di masa-masa yang
akan datang. Ingatlah,
bahwa tidak
semua orang bisa
kau jadi-kan sahabat
atau
teman. Rasulullah
n telah mengingatkan kita
tentang hal ini
melalui
lisannya yang suci:
.ُﻞِﻟﺎَﺨُﯾ
ْﻦَﻣ ْﻢُﻛُﺪَﺣَأ ْﺮُﻈْﻨَﯿْﻠَﻓ ِﮫِﻠْﯿِﻠَﺧ ِﻦْﯾِد ﻰَﻠَﻋ ُءْﺮَﻤْﻟَا
"Seseorang
itu tergantung perilaku dan kebiasaan temannya,
maka hendaklah
salah seorang dari
kalian memperhatikan
dengan
siapa ia akan berteman." (HR. Abu Dawud, no. 4833
dan
at-Tirmidzi)
Dan dengarlah
wahai putriku! Bahwa
sebaik-baik
persahabatan itu
adalah yang bisa
memberikan manfaat
bagimu di
bidang agama sekaligus
dunia. Bahkan Rasulullah
shallallahu 'alaihi
wasallam sendiri mempertegas
perlunya
sikap
kehati-hatian di dalam memilih teman dengan sabdanya:
.ﱞﻲِﻘَﺗ
ﱠﻻِإ َﻚَﻣﺎَﻌَﻃ ْﻞُﻛْﺄَﯾ َﻻَو ﺎًﻨِﻣْﺆُﻣ ﱠﻻِإ ْﺐِﺣﺎَﺼُﺗ َﻻ
"Janganlah
bersahabat, kecuali dengan orang yang beriman,
|
19
|
dan janganlah
makan makananmu, kecuali
orang yang
bertakwa." (HR.
Abu Daud, no.
4837, dan at-Tirmidzi, no.
2395)
Seorang remaja putri
yang baik sepertimu,
bukan tak
mungkin akan
bisa terpengaruh oleh
seorang sahabat yang
buruk akhlak
dan moralnya. Sungguh,
sahabat seperti itu
hanya
akan membawamu pada kondisi yang menjerumuskan.
Bahkan tidak
mustahil, melalui lingkungan pergaulan
semacam itu
pada akhirnya akan
memunculkan paradigma-
paradigma
'modern' yang menyesatkan seperti; istiqamah itu
kuno, jilbab
itu hanya tradisi,
serta pandangan kampungan,
bahwa
'budaya maju' itu justru pelaksanaan ikhtilath, tabaruj,
serta mempertontonkan kemolekan
dan kecantikan tubuh
pada
siapa saja dengan melepas-kan baju-baju takwa (hijab).
Begitulah!
Sehingga tanpa terasa dan dengan perlahan-lahan,
kau
mulai tertarik dengan semua argumen manis dan 'masuk
akal'
itu, untuk kemudian tanpa sadar mulai melaksanakannya
sedikit
demi sedikit. Tanpa pernah menyadari bahwa budaya
baru itu
sebenarnya merupakan rekayasa
cermat dan
terencana dari
musuh-musuh Allah Subhaanahu
wa ta'ala
untuk menyeretmu
ke dalam jurang
kenistaan. Dan pada
akhirnya kelak
kau akan menyesalinya. Namun
saat itu
penyesalan
tidak lagi berguna.
Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
َنﺎَﻛَو ﻲِﻧَءﺎَﺟ ْذِإ َﺪْﻌَﺑ ِﺮْﻛﱢﺬﻟا ِﻦَﻋ ﻲِﻨﱠﻠَﺿَأ
ْﺪَﻘَﻟ (28) ﺎًﻠﯿِﻠَﺧ ﺎًﻧﺎَﻠُﻓ
ْﺬِﺨﱠﺗَأ ْﻢَﻟ ﻲِﻨَﺘْﯿَﻟ ﺎَﺘَﻠْﯾَو ﺎَﯾ
ﺎًﻟوُﺬَﺧ
ِنﺎَﺴْﻧِﺈْﻠِﻟ ُنﺎَﻄْﯿﱠﺸﻟا
"Kecelakaan besarlah
bagiku; kiranya aku
(dulu) tidak
menjadikan si
fulan itu sebagai
teman akrab (ku).
Sesungguhnya dia
telah menyesatkan aku
dari al-Qur'an
ketika al-Qur'an
itu telah datang
kepadaku. Dan setan
itu
tidak
mau menolong manusia. " (Al-Furqan: 28-29).
|
20
|
Sungguh, jangan
pernah sekali-kali kamu
mencoba
untuk berteman dengan seseorang
yang rendah ilmu
agama
serta akhlaknya
kecuali bila kamu
berada pada posisi
yang
lebih
kuat untuk bisa memberinya nasehat serta peringatan.
Sebab telah
diwajibkan pada siapa
pun untuk mengajarkan
kebaikan serta
menghalangi tindak kemungkaran sebatas
kemampuan
yang ada. Dan Allah Subhaanahu wa ta'ala telah
menjamin mereka
-orang-orang yang beramar
ma'ruf nahi
mungkar- itu
sebagai golongan dari
orang-orang yang
beruntung.
Allah
Subhaanahu wata'ala berfirman,
َﻚِﺌَﻟوُأَو ِﺮَﻜْﻨُﻤْﻟا ِﻦَﻋ َنْﻮَﮭْﻨَﯾَو ِفوُﺮْﻌَﻤْﻟﺎِﺑ
َنوُﺮُﻣْﺄَﯾَو ِﺮْﯿَﺨْﻟا ﻰَﻟِإ َنﻮُﻋْﺪَﯾ ٌﺔﱠﻣُأ ْﻢُﻜْﻨِﻣ ْﻦُﻜَﺘْﻟَو
َنﻮُﺤِﻠْﻔُﻤْﻟا
ُﻢُھ
"Dan hendaklah
ada di antara
kamu segolongan umat
yang
menyeru
pada kebaikan, menyuruh kepada yang ma'ruf serta
mencegah dari
yang mungkar, merekalah orang-orang
yang
beruntung." (Ali Imran: 104)
Dan
di dalam kondisi masyarakat yang sudah tidak lagi
mempertimbangkan
nilai akhlak serta masalah syariat sebagai
landasannya, maka
tidak ada cara
lain untuk menggapai
keselamatan itu
selain terus berupaya memperkuat
pertahanan iman
dari dalam diri
sendiri. Inilah faktor
yang
paling penting
dan sangat menentukan
bagi berhasil atau
tidaknya
perjalananmu melalui tahapan ini.
|
No comments:
Post a Comment