Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya dan pengimplementasian di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.
a.
Pemimpin
Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya
Sekolah memiliki berbagai macam sumber daya. Sebelum mengenali jenis sumber
daya sekolah kita perlu mnegetahui karakteristik. ciri-ciri suatu sekolah. Jika
kita melihat sekolah sebagai ekosistem maka sekolah memiliki karakteristik yang
terdiri dari dua faktor utama yaitu faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik
meliputi warga sekolah yaitu murid, guru, staff, orang tua, dan masyarakat
sekitar) sedangkan faktor abiotik yaitu sarana prasarana, keuangan dan
lingkungan fisik.
Dalam modul ini juga dijelaskan tentang 7 modal sekolah yang didalamnya
teridiri atas faktor biotik dan abiotik sekolah. 7 modal sekolah tersebut
adalah :
1. Modal manusia
Modal manusia merupakan kapasitas yang dimiliki oleh individu
atau kelompok meliputi pengetahuan, ketrampilan dan kesejahteraannya untuk
mendukung produktivitas dan pengembangan diri. Contoh guru yang mengikuti
pelatihan meningkatkan kemampuan dirinya serta modal manusianya. Murid yang memperoleh
pendidikan berkualitas juga meningkatkan modal manusia.
2. Modal Sosial
Modal sosial merupakan hubungan anatar individu atau
kelompok yang menghasilkan rasa saling percaya dan kerja sama. Contoh Komunitas
belajar disekolah atau komunitas dimasyarakat. Instansi dimasyarakat juga dapat
termasuk
3. Modal Politik
Modal politik yaitu unsur yang melibatkan kekuataan atau
pengaruh seseorang maupun kelompok dalam pengambilan keputusan atau kebijakan. Ini
mencakup akses ke lembaga pemerintahan, hak-hak politik, dan kemampuan untuk
memengaruhi perubahan di masyarakat.
Contoh: kepala sekolah yang memiliki komunikasi baik
dengan dinas terkait dapat memperjuangkan anggaran / fasilitas tambahan untuk
peningkatan sekolah.
4. Modal Lingkungan
Modal lingkungan berupa sumber daya alam, keanekaragaman
hayati, dan ekosistem yang ada dilingkungan sekitar sekolah. Modal ini sangat
penting dalam mendukung penyediaan bahan baku, air, udara, dan keindahan alam
yang berkontribusi pada kehidupan dan ekonomi suatu komunitas.
5. Modal Finansial
Modal finansial merupakan segala hal yang terkait dengan
keuangan yang dapat membantu dan mendukung segala aktivitas atau pengembangan
suatu komunitas. Sekolah yang memiliki dana hibah dari pemerintah atau sponsor
dari perusahaan dapat memperbaiki fasilitas belajar.
6. Modal Fisik
Modal fisik merupakan segala infrastruktur dan fasilitas
yang mendukung aktivitas produktif suatu komunitas. Meliputi bangunan,
peralatan, jalan, transportasi dan teknologi. Contoh : Gedung sekolah,
perpustakaan, jalan raya yang baik, serta sarana olahraga
7. Modal Agama dan Budaya
Modal agama dan budaya mencakup nilai-nilai, kepercayaan,
tradisi, dan praktik keagamaan yang menjadi bagian penting dari kehidupan
masyarakat.
Dari uraian singkat diatas seorang pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan
sumber daya adalah sosok yang memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi,
memanfaatkan, dan mengoptimalkan aset atau potensi tersebut untuk mendukung proses
belajara yang berkualitas. Pemimpin ini menggunakan pendekatan berbasis aset,
melihat setiap unsur sebagai kekuatan potensial dan menjadikan sumber daya yang
ada sebagai bagian dari upaya kolektif untuk meningkatkan pembelajaran.
Pemimpin pembelajaran tidak hanya berfokus pada pemecahan masalah tetapi juga
pada pengembangan kapasitas, keterampilan, dan kolaborasi dalam komunitas
pendidikan.
b. Implementasi di Kelas, Sekolah, dan Masyarakat Sekitar
Sekolah
- Di Kelas
Pendekatan berbasis aset dapat dilakukan oleh guru dalam
kegiatan pembelajarannya. Dengan pendekatan ini seorang guru dapat menegnali
kemampuan unik masing-masing murid seperti minat, bakat, dan gaya belajarnya
kemudian mampu mengintegrasikannya dalam proses pembelajarannya. Jika hal ini
dilakukan tentunya akan terjadi proses pembelajaran yang berpihak pada murid
yang nantinya akan mampu mendorong murid untuk tumbuh berkembang sesuai dengan
versi terbaiknya. Misalnya, murid yang berbakat di bidang seni dapat diajak
membuat materi visual untuk pelajaran, sedangkan yang memiliki bakat berbicara
bisa memimpin diskusi.
2.
Di
Sekolah
Disekolah pendekatan berbasis aset juga dapat diterapkan
melalui kolaborasi antar guru, murid, kepala sekolah dan warga sekolah lainnya sehingga
seluruh fasilitas sekolah dapat digunakan atau dimanfaatkan secara maksimal.
Misal disekolah saya kekurangan 1 ruang untuk kelas baru. Sekolah memanfaatkan
ruang UKS yang memiliki ukuran sama dengan ruangan kelas sebagai kelas baru.
Kemudian ruang gudang lama direnovasi dan dimanfaatkan sebagai ruang UKS.
Contoh lain sekolah kekurangan guru yang ahli dalam bidang Robotika, sekolah
bekerja sama dengan masyarakat sekitar yang memiliki kemampuan dalam bidang ini
dan menjadikannya sebagai guru ekstrakurikuler.
- Di Masyarakat Sekitar Sekolah
Contoh dimasyarakat yaitu sekolah bekerja sama dengan PMI
dalam aksi donor darah. Bekerja sama dengan KPU dalam sosialisasi kegiatan
PILKADA. Hal ini tidak hanya memperkuat dukungan bagi murid tetapi juga
menjalin kemitraan yang bermanfaat, yang pada akhirnya berdampak pada penguatan
nilai sosial dan pembelajaran kontekstual bagi murid.
Pengaruh Pengelolaan
Sumber Daya terhadap Kualitas Pembelajaran
Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik dari sisi
abiotik maupun sisi biotik. Pengelolaan sumber daya yang tepat meningkatkan kemungkinan
terciptanya lingkungan belajar berkualitas. Murid akan mendapatkan akses
pengalaman kegiatan pembelajaran yang relevan dan bermakna. Contoh murid akan
lebih memahami konsep-konsep ilmiah melalui praktik langsung dengan cara
memanfaatkan laboratorium sekolah dan teknologi yang ada. Dengan begitu murid
tidak hanya menguasai teori saja namun juga pada penerapnnya. Begitu juga,
kolaborasi antarguru dalam pengembangan modul pembelajaran akan meningkatkan
kualitas materi, menjadikannya lebih sesuai dengan kebutuhan murid dan
perkembangan zaman.
Keterkaitan dengan modul lain dalam pendidikan Guru penggerak
1. Keterkaitan dengan modul 1 tentang Paradigma dan Visi
Guru Penggerak.
KHD memamparkan tentang filosofi pendidikan yang
menekankan kepada keberpihakan pada murid. Guru hanya bertugas sebagai penuntun
untuk mengantarkan murid tumbuh dan berkembang mencapai versi terbaiknya. Pengelolaan
sumber daya yang baik akan mendukung upaya menciptakan lingkungan belajar yang
merdeka sesuai filosofi KHD, dengan memaksimalkan sumber daya seperti tenaga
pendidik, materi belajar, dan fasilitas yang mendorong partisipasi aktif murid.
Guru penggerak memiliki nilai nilai seperti Berpihak pada
murid, Kolaboratif, inovatif, mandiri, dan Reflektif. Sedangkan guru penggerak
diharapkan memiliki peran seperti Sebagai pemimpin pembelajaran, coach bagi
guru lain, pendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid, dan penggerak
komunitas praktisi. Keterakitan modul ini contoh Guru penggerak yang berpihak
pada murid akan mengutamakan penggunaan sumber daya untuk meningkatkan
pembelajaran yang bermakna bagi murid. Dengan nilai kolaboratif, guru penggerak
mengajak semua pihak untuk mengoptimalkan sumber daya melalui kerja sama,
sejalan dengan perannya sebagai pendorong kolaborasi. Sebagai sosok inovatif,
guru penggerak mampu memanfaatkan sumber daya secara kreatif, mengembangkan
pembelajaran yang menarik dan relevan bagi murid.
Pengelolaan sumber daya yang baik juga berkontribusi
terhadap terbentuknya budaya positif disekolah. Pengelolaan yang maksimal,
terbuka, transparan, dan adil akan membantu menciptakan rasa kebersamaan
sehingga mendukng interaksi yang positif antara guru, murid, dan warga sekolah.
2. Keterkaitan dengan modul 2 Praktik pembelajaran yang berpihak
pada murid.
Pembelajaran yang berpihak pada murid salah satu
penerapannya adalah dengan penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Implementasi
pembelajaran berdiferensiasi perlu didorong oleh seorang pemimpin sekolah
sehingga setiap guru mampu memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam. Dalam
pengelolaan sekolah, ini berarti pemimpin menyediakan pelatihan dan sumber daya
yang mendukung guru dalam mengembangkan materi dan metode yang sesuai dengan
kemampuan, minat, dan gaya belajar murid. Dalam kaitannya dengan penerapan KSE
di sekolah, pemimpin pembelajaran disekolah dapat menciptakan kebijakan dan
budaya yang mendukung kebijakan KSE. Ini termasuk menciptakan lingkungan yang
aman dan inklusif, serta memberikan kesempatan bagi murid untuk mengembangkan
keterampilan seperti empati, pengendalian diri, dan kerjasama. Selain itu,
pemimpin dapat membekali guru dengan strategi untuk mengintegrasikan KSE dalam
kurikulum dan kegiatan sehari-hari di kelas. Dalam kaitan dengan konteks
coaching sebagai paradigma supervisi akademik, seorang pemimpin dapat mengelola
kemampuan guru sehingga dapat mencapai versi terbaiknya dalam proses pembelajarannya.
pemimpin membantu guru mengevaluasi dan mengembangkan praktik mengajar mereka
melalui pendekatan coaching yang reflektif, bukan instruksional. Dengan
coaching, pemimpin dapat membimbing guru untuk terus meningkatkan kapasitas
dalam mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi dan kompetensi
sosial-emosional, serta menciptakan budaya sekolah yang berfokus pada
pertumbuhan dan perbaikan terus-menerus.
Refleksi Sebelum dan sesudah mempelajari modul ini
Sebelum mempelajari modul ini saya sering fokus pada kekurangan yang ada
pada setiap aset disekolah. Setelah mempelajari modul ini saya melihat bahwa
dengan pendekatan berbasis aset kita dapat melihat kekurangan menjadi hal yang
positif dan dapat memperoleh solusinya. Kini saya lebih termotivasi untuk
menggali potensi dan kekuatan yang ada di sekitar saya. Pandangan ini membuat
saya lebih optimis dan proaktif dalam mencari solusi serta melibatkan
pihak-pihak yang bisa membantu mendukung keberhasilan murid dan sekolah.