Sunday, April 29, 2012

sebab mekarmu hanya sekali part 3


pemimpin umat. Sebuah prestasi tak tertandingi oleh wanita
lain di zaman mana pun. Ataukah kau tak ingin seperti Aisyah
radhiyallahu  'anha  yang  sukses  menjadi  pendidik  sekaligus
pemberi teladan pada kaumnya pada saat dan setelah suami
tercinta meninggalkannya? Sang Humaira yang selalu cekatan
dalam   membantu   tugas   suami,   siaga   dan   lincah   dalam
mendukung "program-program" suami yang sekaligus seorang
nabi  dan  'presiden' tanpa  pernah  meninggalkan  fungsi  sejati
seorang  istri?  Keduanya  termasuk  wanita  karir  sejati,  wahai
putriku!    Keduanya    termasuk    pahlawan    dan    penegak
kehormatan  sejati  bagi kaumnya.  Keduanya  pula  yang  selalu
mampu   menempatkan   posisi   kaum   wanita   pada   tingkat
tertinggi  tanpa  pernah  mengurangi  sedikit  pun  derajat  serta
kehormatannya.
Maka dengarlah, putriku! Janganlah pernah sekali-kali
kau  tergoda  oleh  hembusan  emansipasi  yang  selalu  gencar
disampaikan    oleh    orang-orang    di    sekitarmu.    Karena
sesungguhnya,  tujuan  utama  dari  jargon  itu  bukanlah  untuk
menyelamatkan  ataupun  membebaskanmu  dari  "jerat  tali
penindasan"  melainkan  justru  untuk  menghancurkan  dirimu
dan agamamu dari dalam.
9



IKHTILATH TANPA BATAS

Putriku sayang,...!!
Tak  bisa  disangkal  lagi  bahwa  saat  ini,  sulit  sekali
menemukan  tempat  yang  bebas  dari  bercampur  baurnya
antara dua jenis manusia yang berbeda. Ikhtilath yang terjadi
di segenap aspek kehidupan telah berlangsung pada tingkatan
yang  sangat  sulit  untuk  diubah.  Dari  ruang-ruang  sekolah,
kampus,  perkantoran,  pabrik  bahkan  sampai  pada  tempat
sarana umum serta transportasi pun tak lepas dari budaya itu.
Kondisi  masyarakat  yang  apatis  serta  awam  terhadap  ilmu
agama,   ditambah   lagi   dengan   kuatnya   pengaruh   budaya
western yang tak pernah selesai membawa 'angin budaya'nya
seakan telah menjadi mode baru yang wajib ditiru. Sekaligus
menjadi legitimasi bagi tradisi yang menyesatkan tersebut.
Di  satu  sisi,  tak  dipungkiri  pula  bahwa  masih  banyak
orang-orang "pintar" di belakang pembuat kebijakan itu yang
memandang  bahwa  'kumpul-kumpul'  seperti  itu  merupakan
sarana bagi terwujudnya sebuah hubungan yang bersih antara
kedua jenis yang mana akan mampu menjadi penjernih naluri
antara  keduanya.  Meski  sesungguhnya,  sudah  sangat  jelas
terlihat  akibat-akibat  dari  budaya  pergaulan  bebas  itu.  Yang
tentu  saja  bisa  dijadikan  pelajaran  oleh  siapa  pun  juga  yang
mau sadar dan mengerti tentang bahaya ikhtilath.
Banyak sudah hasil penelitian, baik di dalam maupun di
luar     negeri     yang     memaparkan     betapa     tragis     dan
mengerikannya  kondisi  masyarakat  yang  diakibatkan  oleh
pergaulan  bebas.  Institusi-institusi  pendidikan,  perkantoran
atau-pun yang lainnya telah menjadi ladang yang sangat subur
bagi  terus  tumbuh  dan  berkembangnya  paham  yang  sangat
berbahaya   ini.   Karena   pada   kenyataannya,  ikhtilath  atau
10





percampuran  bebas  antara  dua  jenis  ini  merupakan  unsur
paling    menentukan    untuk    terjadinya    masalah-masalah
seksualitas,  penderitaan  psikologis,  serta  rangsangan  naluri.
Dan  di  sisi  lain,  hal-hal  semacam  itu  sama  sekali  belum  dan
tidak   akan   pernah   terbukti   mampu   menjernihkan   naluri
seperti apologi dari beberapa orang "pintar" tadi.
Kemudian    muncullah    akibat-akibat    lanjutan    dari
kondisi  yang  mengenaskan  itu,  di tengah-tengah  masyarakat
yang  bingung.  Maraknya  realitas  kehamilan  di  luar  nikah,
aborsi,  pemerkosaan,  bahkan   sampai  dengan   kasus-kasus
bunuh     diri     serta     pembunuhan     yang     tidak     jarang
dilatarbelakangi oleh kondisi pergaulan yang sangat bebas itu.
Tatanan  masyarakat  yang  porak  poranda,  etika  moral  yang
tercabik-cabik  serta  rasa  malu  yang  sudah  terangkat  benar-
benar  telah  memunculkan  kekhawatiran  yang  dalam  akan
masa depan sebuah kehidupan.
Padahal, andai saja kaum Muslimin benar-benar setia
dan istiqamah dalam  memegang  teguh  konsep  Islam  secara
benar   dan  kaffah,   maka   sudah   barang   tentu   pengaruh-
pengaruh   ideologi   itu   tidak   akan   masuk   apalagi   sampai
merusak ke dalam jiwa, akal dan pikiran mereka. Di sisi lain,
kaum    Muslimin    semestinya    juga    harus    kukuh    dalam
menghadapi segala tipu daya kaum non Muslim yang memang
tak akan pernah berhenti sebelum tercapai tujuannya. Bahkan
Allah   Subhaanahu   wa   ta'ala   sendiri   telah   memberikan
jaminanNya   atas   kemenangan   agamaNya   dari   tipu   daya
mereka,  dengan  syarat  bahwa  kaum  Muslimin  harus  tetap
istiqamah dalam menjujung tinggi sikap sabar dan taqwa.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
ﺎًﺌْﯿَﺷ ْﻢُھُﺪْﯿَﻛ ْﻢُﻛﱡﺮُﻀَﯾ ﺎَﻟ اﻮُﻘﱠﺘَﺗَو اوُﺮِﺒْﺼَﺗ ْنِإَو
11





"Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka
sedikit  pun  tidak  mendatangkan  kemudharatan  kepadamu."
(Ali Imran:120)
12





SEBAB MEKARMU HANYA SEKALI

Telah puas kau jaga
Mekarnya kuntum nan dinanti
Wangi bertabur sari madu
Pesona bening takkan pernah terganti
Ilalang iri belalang dan kumbang menanti

Putriku tercinta,...!!
Ke  mana  pun  langkah  akan  kau  bawa,  sesungguhnya
bumi  tempat  kau  berpijak  akan  selalu menjadi  saksi  bagimu
kelak  di  hari  perhitungan.  Tatkala  godaan  dan  rayuan  dunia
yang semakin hari jelas semakin berat akan kau temui kelak di
kemudian hari. Maka, selalu ingatlah bahwa kau adalah bagian
dari komunitas makhluk mulia yang dicipta-kan untuk menjadi
khalifah di muka bumi. Seorang penghuni alam yang tak layak
untuk  berbuat  kemungkaran  di  atas  amanah  berat  yang
terlanjur   dipikulkan.   Sebuah   amanah   besar   yang   bahkan
gunung-gunung pun tak sanggup memikulnya.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
 ﺎَﮭْﻨِﻣ َﻦْﻘَﻔْﺷَأَو ﺎَﮭَﻨْﻠِﻤْﺤَﯾ ْنَأ َﻦْﯿَﺑَﺄَﻓ ِلﺎَﺒِﺠْﻟاَو ِضْرَﺄْﻟاَو ِتاَوﺎَﻤﱠﺴﻟا ﻰَﻠَﻋ َﺔَﻧﺎَﻣَﺄْﻟا ﺎَﻨْﺿَﺮَﻋ ﺎﱠﻧِإ
ﺎًﻟﻮُﮭَﺟ ﺎًﻣﻮُﻠَﻇ َنﺎَﻛ ُﮫﱠﻧِإ ُنﺎَﺴْﻧِﺈْﻟا ﺎَﮭَﻠَﻤَﺣَو
"Sesungguhnya  Kami  telah  mengemukakan  amanat  kepada
langit,  bumi  dan  gunung-gunung,  maka  semuanya  enggan
untuk   memikul   amanat   itu   dan   mereka   khawatir   akan
mengkhianatinya,  dan  dipikullah  amanat  itu  oleh  manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh." (Al-
Ahzab: 72)
Namun demikian, Allah Subhaanahu wa ta'ala pun tak
pernah  melepaskan  umat  manusia  begitu  saja  tanpa  bekal
13




yang    memadai.    Hingga    Allah    Subhaanahu    wa    ta'ala
menganugerahkan  bagi  seluruh  umat  manusia  yang  ada  di
dunia  ini  kelebihan-kelebihan  yang  bila  mampu  digunakan
sesuai  dengan  ketentuanNya,  maka  amanah  besar  itu  akan
dapat dilaksanakan dengan baik.
Sungguh,    tak    ada    keraguan    sedikit    pun    untuk
menyadari  bahwa  setiap  insan  itu  diciptakan  dalam  kondisi
yang  paling  baik.  Tanamkanlah  dalam  jiwamu  bahwa  kau
adalah terlahir sebagai makhluk yang sempurna. Dengarkanlah
jaminan  dari  Allah  Subhaanahu  wa  ta'ala  sendiri  tentang
betapa paripurnanya penampilan fisik dari makhluk bernama
manusia, sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa ta'ala,
ٍﻢﯾِﻮْﻘَﺗ ِﻦَﺴْﺣَأ ﻲِﻓ َنﺎَﺴْﻧِﺈْﻟا ﺎَﻨْﻘَﻠَﺧ ْﺪَﻘَﻟ
"Sesungguhnya   Kami   telah   menciptakan   manusia   dalam
bentuk yang sebaik-baiknya." (At-Tin: 4)
Belum  lagi  dengan  anugerah  akal  yang  diberikanNya
bagi   umat   manusia   agar   mampu   memilah   dan   memilih
kebenaran sekaligus sebagai pembeda antara mereka dengan
makhluk  yang  lainnya.  Maka,  Islam  sebagai  pedomanmu  itu
pun    telah    menyeru    pada    setiap    diri    agar    selalu
mempergunakan  pikiran  dan  akalnya  dalam  upaya  untuk
menjadi makhluk yang paling mulia di sisiNya.
Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
 ِتاَوﺎَﻤﱠﺴﻟا  ِﻖْﻠَﺧ  ﻲِﻓ  َنوُﺮﱠﻜَﻔَﺘَﯾَو  ْﻢِﮭِﺑﻮُﻨُﺟ  ﻰَﻠَﻋَو  اًدﻮُﻌُﻗَو  ﺎًﻣﺎَﯿِﻗ  َﮫﱠﻠﻟا  َنوُﺮُﻛْﺬَﯾ  َﻦﯾِﺬﱠﻟا
 ﺎًﻠِﻃﺎَﺑ اَﺬَھ َﺖْﻘَﻠَﺧ ﺎَﻣ ﺎَﻨﱠﺑَر ِضْرَﺄْﻟاَو
"(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang  penciptaan  langit  dan  bumi  (seraya  berkata)  'Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan semua ini dengan
sia-sia." (Ali Imran: 191)
14
sebab mekarmu hanya sekali part 4

untuk download ebook aslinya silahkan klik disini

No comments:

Post a Comment

Koneksi antar materi modul 3.2 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya

Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya dan pengimplementasian di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.  a.   ...