Tuesday, October 16, 2012

Transkripsi RNA Protein




Transkripsi mempunyai ciri-ciri kimiawi yang serupa dengan sintesis/replikasi DNA, yaitu :

 1. Adanya sumber basa nitrogen berupa nukleosida trifosfat. Bedanya dengan sumber basa untuk sintesis DNA hanyalah pada molekul gula pentosanya yang tidak berupa deoksiribosa tetapi ribosadan tidak adanya basa timin tetapi digantikan oleh urasil. Jadi, keempat nukleosida trifosfat yang diperlukan adalah adenosin trifosfat (ATP), guanosin trifosfat (GTP), sitidin trifosfat (CTP), dan uridin trifosfat (UTP).

 2. Adanya untai molekul DNA sebagai cetakan. Dalam hal ini hanya salah satu di antara kedua untai DNA yang akan berfungsi sebagai cetakan bagi sintesis molekul RNA. Untai DNA ini mempunyai urutan basa yang komplementer dengan urutan basa RNA. hasil transkripsinya, dan disebut sebagai pita antisens. Sementara itu, untai DNA pasangannya, yang mempunyai urutan basa sama dengan urutan basa RNA, disebut sebagai pita sens.

 3. Sintesis berlangsung dengan arah 5’→ 3’ seperti halnya arah sintesis DNA. Gugus 3’- OH pada suatu nukleotida bereaksi dengan gugus 5’- trifosfat pada nukleotida berikutnya menghasilkan ikatan fosofodiester dengan membebaskan dua atom pirofosfat anorganik (PPi). Reaksi ini jelas sama dengan reaksi polimerisasi DNA. Hanya saja enzim yang bekerja bukannya DNA polimerase, melainkan RNA polimerase. Perbedaan yang sangat nyata di antara kedua enzim ini terletak pada kemampuan enzim RNA polimerase untuk melakukan inisiasi sintesis RNA tanpa adanya molekul primer.

Tahap-tahap transkripsi adalah sebagai berikut :


a    Pengenalan promoter.
Agar molekul DNA dapat digunakan sebagai cetakan dalam sintesis RNA, kedua untainya harus dipisahkan satu sama lain di tempat-tempat terjadinya penambahan basa pada RNA. Selanjutnya, begitu penambahan basa selesai dilakukan, kedua untai DNA segera menyatu kembali. Pemisahan kedua untai DNA pertama kali terjadi di suatu tempat tertentu, yang merupakan tempat pengikatan enzim RNA polimerase di sisi 5’ (upstream) dari urutan basa penyandi (gen) yang akan ditranskripsi. Tempat ini dinamakan promoter.

b   Inisiasi.
Setelah mengalami pengikatan oleh promoter, RNA polimerase akan terikat pada suatu tempat di dekat promoter, yang dinamakan tempat awal polimerisasi atau tapak inisiasi (initiation site). Tempat ini sering dinyatakan sebagai posisi +1 untuk gen yang akan ditranskripsi. Nukleosida trifosfat pertama akan diletakkan di tapak inisiasi dan sintesis RNA pun segera dimulai.

c   Elongasi.
Tahap elongasi RNA dimulai setekah pembentukan ikatan fosfodiester yang pertama. Suatu perubahan yang penting adalah hilangnya subunit σ, enzim inti tanpa σ berikatan kuat dengan DNA cetakan. RNA poliomerase tetap terikat pada cetakannya hingga mencapai suatu sinyal terminasi. Daerah yang mengandung RNA polimerase, DNA, dan RNA nasens disebut gelembung transkripsi karena daerah ini mengandung gelembung DNA yang terbuka pada tempat itu. RNA yang baru disintesisi membentuk heliks hibrida dengan untai DNA cetakan. Panjang hibrida RNA-DNA dan daerah DNA yang mengendur kurang lebih konstan selama RNA polimerase bergerak sepanjang DNA cetakan. Untai RNA menekuk tajam menjauhi untai DNA cetakan sebelum satu putaran heliks lengkap terbentuk agar ujung 5’ RNA berpilin dengan DNA.

d   Tahap Terminasi.
Berakhirnya polimerisasi RNA ditandai oleh disosiasi kompleks transkripsi atau terlepasnya enzim RNA polimerase beserta kofaktor-kofaktornya dari untai DNA cetakan. Begitu pula halnya dengan molekul RNA hasil sintesis. Hal ini terjadi ketika RNA polimerase mencapai urutan basa tertentu yang disebut dengan terminator. Pada tahap ini pembentukan ikatan fosfodiester terhenti, hibrida RNA dan DNA terdisosiasi, daerah yang mengendur kembali berpilin dan RNA polimerase melepaskan DNA. Daerah yang ditranskripsi pada DNA mengandung sinyal berhenti. Sinyal tang paling sederhana adalah suatu daerah palindrom yang kaya akan GC diikuti oleh suatu daerah yang kaya kan AT. Bagian transkrip RNA yang sesuai dengan palindrom pada DNA dapat berkomplemen dengan dirinya sendiri. Jadi, basa-basanya dapat berpasangan membentukbatang dan lengkungan, suatu daerah yang cenderung terbentuk di daerah yang banyak mengandung banyak residu GC. Bentuk tusuk konde ini dapat mengakhiri transkripsi. Tampaknya, RNA polimerase beristirahat segera setelah mensintesis fragmen RNA yang membentuk tusuk konde. Lalu, RNA nasens berdisosiasi dari DNA cetakan dan kemudian dari enzim. Untai DNA yang ditinggalkan lalu bergabung dengan untai pasangannya untuk membentuk ulang dupleks DNA dalam daerah gelembung.  Berikut gambaran singkat tahapan transkripsi.



Lihat laporan yang terkait inti sel.

DAFTAR PUSTAKA


Campbell. 1996. BIOLOGI jilid 1. Jakarta: Erlangga
Cooper ,G.M. dan R.E. Hausmann. 2004. The Cell A Molecular Approach, Third Edition. Washington: ASM Press. Sinawer Associates ,Inc.Washington ,DC. Sunderland, Massachusetts.
Djohar. 1985. Bioligi sel 1 Diktat kuliah FPMIPA IKIP Yogyakarta. Yogyakarta: FPMIPA IKIP Yogyakarta
Page, David. 1997. Prinsip-Prinsip Biokimia edisi kedua. Jakarta: Erlangga.
Strayer, L. 2000. BIOKIMIA VOL 2 EDISI 4. Jakarta: Buku kedokteran EGC.
Suryani, Yoni. 2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Wolve, S.L. 1932. Introduction to Cell Biology. Wadswordh Publising Company Melmont, California.
Wolve, S.L. 1993. Molecular And Cellular Biology. Wadswordh Publising Company Melmont, California.

No comments:

Post a Comment

Koneksi antar materi modul 3.2 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya

Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya dan pengimplementasian di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.  a.   ...