Transkripsi mempunyai ciri-ciri kimiawi yang serupa
dengan sintesis/replikasi DNA, yaitu :
1. Adanya
sumber basa nitrogen berupa nukleosida trifosfat. Bedanya dengan sumber
basa untuk sintesis DNA hanyalah pada molekul gula pentosanya yang tidak berupa
deoksiribosa tetapi ribosadan tidak adanya basa timin tetapi digantikan oleh urasil.
Jadi, keempat nukleosida trifosfat yang diperlukan adalah adenosin trifosfat
(ATP), guanosin trifosfat (GTP), sitidin trifosfat (CTP), dan uridin trifosfat
(UTP).
2. Adanya untai
molekul DNA sebagai cetakan. Dalam hal ini hanya salah satu di antara kedua
untai DNA yang akan berfungsi sebagai cetakan bagi sintesis molekul RNA. Untai
DNA ini mempunyai urutan basa yang komplementer dengan urutan basa RNA. hasil
transkripsinya, dan disebut sebagai pita antisens. Sementara itu, untai DNA
pasangannya, yang mempunyai urutan basa sama dengan urutan basa RNA, disebut
sebagai pita sens.
3. Sintesis
berlangsung dengan arah 5’→ 3’ seperti halnya arah sintesis DNA. Gugus 3’- OH
pada suatu nukleotida bereaksi dengan gugus 5’- trifosfat pada nukleotida
berikutnya menghasilkan ikatan fosofodiester dengan membebaskan dua atom
pirofosfat anorganik (PPi). Reaksi ini jelas sama dengan reaksi polimerisasi
DNA. Hanya saja enzim yang bekerja bukannya DNA polimerase, melainkan RNA
polimerase. Perbedaan yang sangat nyata di antara kedua enzim ini terletak
pada kemampuan enzim RNA polimerase untuk melakukan inisiasi sintesis RNA tanpa
adanya molekul primer.
Tahap-tahap transkripsi adalah
sebagai berikut :
a Pengenalan
promoter.
Agar molekul DNA dapat digunakan sebagai cetakan dalam
sintesis RNA, kedua untainya harus dipisahkan satu sama lain di tempat-tempat
terjadinya penambahan basa pada RNA. Selanjutnya, begitu penambahan basa
selesai dilakukan, kedua untai DNA segera menyatu kembali. Pemisahan kedua
untai DNA pertama kali terjadi di suatu tempat tertentu, yang merupakan tempat
pengikatan enzim RNA polimerase di sisi 5’ (upstream) dari urutan basa
penyandi (gen) yang akan ditranskripsi. Tempat ini dinamakan promoter.
b Inisiasi.
Setelah mengalami pengikatan oleh promoter, RNA
polimerase akan terikat pada suatu tempat di dekat promoter, yang dinamakan
tempat awal polimerisasi atau tapak inisiasi (initiation site). Tempat
ini sering dinyatakan sebagai posisi +1 untuk gen yang akan ditranskripsi.
Nukleosida trifosfat pertama akan diletakkan di tapak inisiasi dan sintesis RNA
pun segera dimulai.
c Elongasi.
Tahap
elongasi RNA dimulai setekah pembentukan ikatan fosfodiester yang pertama.
Suatu perubahan yang penting adalah hilangnya subunit σ, enzim inti tanpa σ
berikatan kuat dengan DNA cetakan. RNA poliomerase tetap terikat pada
cetakannya hingga mencapai suatu sinyal terminasi. Daerah yang mengandung RNA
polimerase, DNA, dan RNA nasens disebut gelembung transkripsi karena daerah ini
mengandung gelembung DNA yang terbuka pada tempat itu. RNA yang baru disintesisi membentuk heliks
hibrida dengan untai DNA cetakan. Panjang hibrida RNA-DNA dan daerah DNA yang
mengendur kurang lebih konstan selama RNA polimerase bergerak sepanjang DNA
cetakan. Untai RNA menekuk tajam menjauhi untai DNA cetakan sebelum satu
putaran heliks lengkap terbentuk agar ujung 5’ RNA berpilin dengan DNA.
d Tahap
Terminasi.
Berakhirnya polimerisasi RNA ditandai oleh disosiasi
kompleks transkripsi atau terlepasnya enzim RNA polimerase beserta
kofaktor-kofaktornya dari untai DNA cetakan. Begitu pula halnya dengan molekul
RNA hasil sintesis. Hal ini terjadi ketika RNA polimerase mencapai urutan basa
tertentu yang disebut dengan terminator. Pada tahap ini pembentukan
ikatan fosfodiester terhenti, hibrida RNA dan DNA terdisosiasi, daerah yang
mengendur kembali berpilin dan RNA polimerase melepaskan DNA. Daerah yang
ditranskripsi pada DNA mengandung sinyal berhenti. Sinyal tang paling sederhana
adalah suatu daerah palindrom yang kaya akan GC diikuti oleh suatu daerah yang kaya
kan AT. Bagian transkrip RNA yang sesuai dengan palindrom pada DNA dapat
berkomplemen dengan dirinya sendiri. Jadi, basa-basanya dapat berpasangan
membentukbatang dan lengkungan, suatu daerah yang cenderung terbentuk di daerah
yang banyak mengandung banyak residu GC. Bentuk tusuk konde ini dapat
mengakhiri transkripsi. Tampaknya, RNA polimerase beristirahat segera setelah
mensintesis fragmen RNA yang membentuk tusuk konde. Lalu, RNA nasens
berdisosiasi dari DNA cetakan dan kemudian dari enzim. Untai DNA yang
ditinggalkan lalu bergabung dengan untai pasangannya untuk membentuk ulang
dupleks DNA dalam daerah gelembung. Berikut gambaran singkat tahapan
transkripsi.
Lihat laporan yang terkait inti sel.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 1996. BIOLOGI jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Cooper ,G.M. dan R.E. Hausmann.
2004. The Cell A Molecular Approach, Third Edition. Washington: ASM
Press. Sinawer Associates ,Inc.Washington ,DC. Sunderland, Massachusetts.
Djohar. 1985. Bioligi sel 1 Diktat
kuliah FPMIPA IKIP Yogyakarta. Yogyakarta: FPMIPA IKIP Yogyakarta
Page, David. 1997. Prinsip-Prinsip Biokimia edisi
kedua. Jakarta: Erlangga.
Strayer, L. 2000. BIOKIMIA VOL 2 EDISI 4.
Jakarta: Buku kedokteran EGC.
Suryani, Yoni. 2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Wolve, S.L. 1932. Introduction to Cell Biology. Wadswordh Publising Company
Melmont, California.
Wolve, S.L. 1993. Molecular And Cellular Biology. Wadswordh Publising Company
Melmont, California.
No comments:
Post a Comment