Kontribusi berbagai jaringan khusus di dalam tubuh
bagi fungsi normal organisme multiseluler dalam suatu cara yang terintegrasi
membutuhkan adanya komunikasi antara sel. Komunikasi ini terutama dilakukan
oleh empat sistem yang berbeda, yaitu:
1.
Sistem saraf, baik sentral maupun perifer yang bekerja
melalui sinyal neurotransmitter listrik yang kompleks dan lengkung reflex.
2.
Sistem endokrin yang melalui bebagai kelenjar, membuat dan
mengeluarkan hormon ke dalam darah yang memiliki efek fisiologis pada jaringan
sasaran.
3. Sistem
parakrin dan autokrin yang membentuk dan mensekresikan zat ke dalam ruang antar
sel dan memodifikasi fungsi sel tanpa masuk ke dalam aliran darah.
4.
Sistem imun, yang memantau dan memperantarai respons terhadap
ancaman eksternal (misalnya, agen infeksiosa, protein asing) dan internal
(neoplastik) terhadap organisme.
Tidak satupun dari keempat
di atas yang bekerja tanpa bergantung pada yang lain. Misalnya, zat neurokimia
yang dihasilkan di sistem saraf bekerja sebagai neurosinyal local
(neurotransmiter), dan juga dapat masuk ke dalam sirkulasi dan bekerja di
tempat jauh sebagai hormon, beberapa hormon yang beredar dalam darah juga
memiliki kemampuan mengatur sistem saraf pusat. Bahkan kompetensi sistem imun
bergantung pada pengaruh endokrin saraf.
Walaupun hubungan timbal
balik tersebut menyebabkan batasan disiplin endokrinologi menjadi sulit
ditentukan, tema sentral pada sistem endokrin berkaitan dengan hormon dan efek
fisiologisnya serta dengan berbagai factor lain yang mengontrol sintesis hormon,
sekresinya ke dalam darah, serta inaktivasi dan penguraiannya.
Hormon berasal dari Yunani yang berarti “menimbulkan
atau membangkitkan”. Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai
pembawa pesan (chemical messenger),
disekresikan oleh sejenis jaringan, dalam jumlah yang sangat kecil dan dibawa
oleh darah menuju target jaringan di bagian lain dari tubuh untuk merangsang
aktivitas biokimia atau fisiologi yang khusus. Endokrinologi, suatu cabang ilmu biomedis yang mempelajari hormon
dan aktivitasnya, merupakan salah satu bidang biokimia yang sangat menarik
karena beberapa pemahaman baru berasal dari bidang ini. Lagi pula, karena
perubahan dalam kerja hormon dapat menimbulkan penyakit, maka endokrinologi
juga merupakan suatu cabang ilmu biokimia yang kegunaannya dapat dilihat secara
langsung,
Berbagai macam hormon sudah
diketahui dan banyak lagi yang ditemukan. Selain mengatur beberapa aspek
metabolisme, hormon juga mempunyai fungsi yang lain yaitu yang mengatur
pertumbuhan sel dan jaringan, denyut jantung, tekanan darah, fungsi ginjal,
pergerakan saluran gastrointestinal, sekresi enzim-enzim pencernaan, laktasi
dan sistem reproduksi.
Tempat sintesis hormon yang
normal adalah hipotalamus, kelenjar hipofisis anterior dan posterior, kelenjar
tiroid dan para tiroid, sel pulau langerhans pankreas, korteks dan medulla
adrenal, gonad, plasenta, dan sel tertentu di saluran cerna, otak, dan
miokardium. Hormon juga dihasilkan oleh neoplasma nonendokrin. Proses ini
dikenal sebagai pembentukan hormon ektopik.
Hormon beredar dalam plasma
dalam konsentrasi rendah. Dengan demikian,agar hormon dapat menimbulkan efeknya
pada jaringan sasaran, sel harus memiliki reseptor di membran plasmanya atau
bagian dalam yang mengenali dan berikatan dengan hormon bersangkutan dengan
afinitas dan spesifitasnya yang tinggi.
Karakteristik pembeda pada sistem
endokrin adalah adanya mekanisme umpan balik homeostatik yang ikut menentukan kecepatan pembentukan hormon
bagi hampir semua organ endokrin. Misalnya, konsentrasi plasma suatu hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin perifer sebagai respons terhadap suatu hormon
dari hipofisis anterior berfungsi sebagai sinyal umpan balik ke sel sekretorik
hipotalamus dan atau hipofisis anterior. Aktivitas sekretorik sel hipotalamus
atau hipofisis terangsang bila kadar hormon perifer subnormal dan terhambat
apabila perifer tersebut lebih besar daripada normal.
Akhirnya, lama efek
fisiologis suatu hormon sebagian ditentukan oleh tingkat pengikatan ke protein
transport dalam sirkulasi (terdapat protein transport untuk hormon tiroid serta
hormon steroid adrenal dan gonad), oleh kecepatan inaktivasi yang disebabkan
oleh berbagai proses penguraian yang terutama terjadi di hati, dan oleh
kecepatan ekskresi hormon atau metabolitnya ke dalam feses atau urin. Hormon
polipeptida, misalnya diserap oleh sel melalui proses endositosis. Hormon yang
telah mengalami internalisasi ini kemudian diuraikan oleh sistem enzim lisosom
di dalam sel.
BAB II
ISI
A.
KLASIFIKASI HORMON
Hormon berdasarkan struktur kimianya , dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1.
Hormon – hormon amina
Hormon amina yaitu senyawa –
senyawa kecil yang larut di dalam air , terdiri dari kelompok amino. Berikut
merupakan contoh hormone amina antara
lain hormon adrenal dan nonadrenal.
Adrenalin adalah hormon yang
paling banyak dikenal. Jaringan target bagi adrenalin adalah hati dan otot –
otot kerangka, demikian juga jantung dan sistem vaskuler. Adrenalin
(epinephrine) dan nonadrenalin (nonepinephrin) adalah hormon – hormon yang
berhubungan erat , dibuat, dan disekresikan oleh medula atau bagian dalam dari
kelenjar adrenal, yang terletak persis diatas ginjal, terlihat seperti gambar
berikut:
untuk makalah lengkapnya silahkan klik disini
No comments:
Post a Comment