Respirasi adalah proses pertukaran gas-gas antara atmosfer, darah dan sel-sel tubuh.
Terdapat tiga proses dasar yang terlibat dalam respirasi.
Proses pertama ventilasi paru atau bernafas adalah inspirasi dan ekspirasi udara antara paru-paru dan atmosfer. Proses kedua dan ketiga melibatkan pertukaran
gas di dalam tubuh. Proses kedua respirasi eksternal atau respirasi paru adalah pertukaran
gas antara paru dan darah. Proses ketiga respirasi internal atau respirasi jaringan adalah pertukaran
gas antara gas dan sel-sel tubuh.
Respirasi adalah proses umum dimana organisma mengambil
energi bebas dalam lingkungannya dengan mengoksidasi substrat organik. Untuk
mencapai hasil tersebut, organisma tingkat tinggi memakan berbagai bahan
makanan dan mengubah menjadi molekul sederhana melalui proses pencernaan dan
molekul yang terbentuk masuk dalam sel-sel yang selanjutnya mengalami oksidasi
dengan bantuan sejumlah molekul oksigen yang berasal dari sitem pernapasan.
Produk dari oksidasi (CO2 dan H2O) dikeluarkan oleh sel ke dalam lingkungannya
(Sonjaya, 2008).
Tujuan dari pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen (O2) bagi seluruh jeringan tubuh dan membuang karbondioksida (CO2) ke atmosfir. Untuk mencapai tujuan ini, sistem pernapasan (respirasi) menjalankan fungsi yaitu (Rachman, 2007) :
1.
Ventilasi
paru, yaitu masuknya udara atmosfir kedalam paru sampai di alveoli dan
keluarnya udara alveoli paru ke udara bebas / atmosfir lagi.
2.
Difusi
O2 dan CO2 antara darah kapiler paru dan udara alveoli, hal ini terjadi karena
ventilasi berlangsung terus-menerus yang dibarengi aliran perfusi darah ke
dalam kapiler alveoli yang juga terus-menerus mengalir.
3.
Transpor
O2 dan CO2 dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel.
4.
Pengaturan
ventilasi oleh sistem saraf dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
pernapasan.
Mekanisme terjadinya respirasi
adalah udara dari laur akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis), dimana
rongga hidung berlapis selaput lendir yang didalamnya terdapat klenjar minyak
(kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera), udara dari
rongga hidung akan masuk ke faring dan selanjutnya memasuki tenggorokan berupa
pipa yang panjangnya kurang lebih 10 cm, terletak dileher dan sebagian dirongga
dada (toraks). Tenggorokan bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan
dan bronkus kiri. Udara dari bronkiolus akan masuk ke dalam paru-paru yang
terletak di dalam rongga dada bagian atas dan di bagian sampingnya dibatasi
oleh otot dan rusuk dan dibagian bawah oleh diafragma yang berotot kuat (Anonim, 2009)
Mekanisme
bernafas dibagi menjadi dua yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inpirasi terjadi
bila diafragma dan otot interkostal berkontraksi yang meningkatkan ukuran dada.
Ketika tekanan intrapulmonary turun udara masuk ke paru-paru sampai tekanan
intrapulmonary dan tekanan atmosfer sama. Ekspirasi lebih bersifat pasif,
terjadi begitu otot-otot inspitasi relaksasi dan paru-paru kembali ke semula.
Bila tekanan intrapulmonary mlebihi tekanan amosfir, udara keluar dari
paru-paru.
Dalam
proses respirasi terdapat beberapa tahapan-tahapan yaitu respirasi eksternal
dan respirasi internal. Respirasi eksternal merupakan sebentuk pertukaran gas,
sehingga oksigen (O2) dari paru-paru masuk kedalam darah, dan karbondioksida
(CO2) dan air (H2O) keluar dari darah masuk ke paru-paru. Sedangkan respirasi
internal merupakan proses pertukaran karbondioksida (CO2) dengan oksigen (O2)
di tingkat sel (Tambayong, 2003).
Inspirasi
adalah proses yang aktif yang disebabkan oleh kontraksi otot-otot inspirasi
yang penting adalah diafragma yang melekat pada tepi kaudal didaerah toraks.
Bila relaksasi diafragma berebntuk kubah ke dalam toraks, bila serabut otot
berkontraksi diafragma mengembang keluar sehingga terjadi peningkatan volume
toraks. Jika tulang iga meningkat, diameter toraks akan meningkat. Gerakan ini
bergantung terutamka pada otot-otot interkostal, internal dan eksternal. Pada
manusia waktu inspirasi diafragma turun 1-5 cm menyebabkan rongga dada
bertambah dan terjadi perbedaan tekanan lebih besar antara udara luar dan di
rongga intratorak (Sonjaya, 2008).
Ekspirasi,
bila tidak terjadi gerakan udara yang dimana tekanan bronkisama dengan tekanan
atmosfir. Tekanan intratorak bertambah karena diafragma dan tulang rusuk
kembali kepada kedudukan semula. Hal ini menyebabkan udara didalam paru-paru
didorong keluar karena tekanan intratoraks bertambah dan elastisitas paru-paru
iru sendiri. Pada saat otot-otot inspirasi rileks maka volume torak menurun,
tetapi jumlah udara dalam paru-paru mulai tetap sama, oleh karena itu tekanan
intrapulmonari meningkat di atas tekanan udara luar, darah mengalir dari
paru-paru ke eksterna sampai tekanan sama lagi (Sonjaya, 2008).
Dalam
proses respirasi terdapat pigmen yang bertanggung jawab dalam proses inu yaitu
hemoglobin yang berwarna merah dan akan berikatan dengan oksigen (O2) membentuk
oksihemoglobin yang sifatnya lebih asam dari hemoglobin. Suatu protein yang
mengandung senyawa dari hemin disebut hemoglobin dimana hemoglobin ini
merupakan pigmen respirasi karena mempunyai peranan dalam mengangkut gas yang
terlibat keseimbangan asam basa (Guyton, 1995).
Ada
empat jenis volume respirasi dan empat jenis kapasitas respirasi. Volume
respirasi antara lain : volume tidal, yaitu volume udara pada inhalasi dan ekshalasi
normal. Volume Inspirasi cadangan yaitu volume udara yang dapat di inhalasi
lagi setelah inhalasi volume tidal normal. Volume ekspirasi cadangan yaitu
volume udara yang diekshalasikan lagi setelah ekshalasi volume tidal normal.
Sedangkan kapasitas paru-paru antara lain : kapasitas total paru-paru yaitu
jumlah maksimal udara yang dikandung paru-paru setelah melakukan inspirasi
maksimal. Kapasitas vital yaitu jumlah maksimal udara yang dapat diekspirasikan
setelah inspirasi maksimal. Kapasitas inspirasi yaitu kandungan udara maksimal
yang dapat di inspirasi setelah ekspirasi normal. Kapasitas residu fungsional
yaitu volume udara yang tertinggal dalam paru-paru setelah ekspirasi volume
tidal normal.
Volume statis paru-paru
·
Volume tidal (VT) = jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan
setiap kali bernafas pada saat
istirahat. Volume tidal normal bagi 350-400 ml.
·
Volume residu (RV) = jumlah gas yang
tersisa di paru-paru setelah
menghembuskan nafas secara maksimal atau ekspirasi paksa. Nilai normalnya adalah 1200 ml.
·
Kapasitas vital (VC) = jumlah gas yang dapat diekspirasi setelah
inspirasi secara maksimal. VC = VT + IRV + ERV seharusnya 80 % TLC) Besarnya
adalah 4800 ml.
·
Kapasitas total paru-paru (TLC) = yaitu
jumlah total udara yang dapat dimasukkan ke dlm paru-paru setelah inspirasi
maksimal. TLC = VT + IRV + ERV + RV. Besarnya adalah 6000 ml.
·
residu fungsional (FRC) = jumlah gas yang tertinggal di paru-paru
setelah ekspirasi volume tidal normal. FRC = ERV + RV. Besarnya berkisar 2400
ml.
·
Kapasitas inspirasi (IC) = jumlah udara maksimal yang dapat diinspirasi
setelah ekspirasi normal. IC = VT + IRV. Nilai normalnya sekitar 3600 ml.
·
Volume cadangan inspirasi (IRV) = jumlah udara yang dapat diinspirasi secara
paksa sesudah inspirasi volume tidal normal
·
Volume cadangan ekspirasi (ERV) = jumlah udara yang dapat diekspirasi secara
paksa sesudah ekspirasi volume tidal normal
DAFTAR
PUSTAKA
Delimann, H. Dieter dan Esther M. Brown. 1988. BukuTeksHistologiVeteriner. Jakarta: UI Press.
Nurcahyo, Heru. 2012. PetunjukPraktikumFisiologiHewanDasar. Yogyakarta: UniversitasNegeri
Yogyakarta.
Soewolo, dkk. 2003. Common Textbook (EdisiRevisi) FisiologiManusia. Malang: UniversitasNegeri Malang.
Soewolo, dkk. 2005. FisiologiManusia. Malang:
UM Press.
No comments:
Post a Comment