Wednesday, October 24, 2012

Faktor fisiko kimia sungai


         




Faktor yang menentukan distribusi dari biota air adalah sifat fisik-kimmia perairan. Organisme yang dapat disesuaikan denagn kondisi sifat fisik-kimia yang akan mampu hidup (Krebs ,1978). Penyebaran jenis dan hewan akuatik ditentukan oleh kualitas lingkungan yang ada seperti sifat fisika, kimia, biologisnya (Odum, 1971). Whitton (1975) menambahkan bahwa kehidupan ikan disuatu perairan dipengaruhi oleh volume air mengalir, kecepatan arus, temperatur, pH dan konsentrasi oksigen terlarut. Faktor yang membedakan kondisi fisikokimia dari setiap bagian sungai terdiri dari: 

1. Suhu

Suhu adalah salah satu faktor yang penting dalam suatu perairan untuk mengukur temperatur lingkkungan tersebut. Suhu merupakan salah satu faktoryang penting dalam suatu perairan karena suhu merupakan faktor pembatas bagi ekosistem perairan dan akan membatasi kehidupan organisme akuatik (Oudum, 1971). Menurut Sucipto dan Eko (2005) menyatakan bahwa suhu mematikan (lethal) hampir untuk semua spesies ikan bekisar 10-11ºC selama beberapa hari. Menurut Barus (2002), kisaran suhu air yang baik dalam perairan dan kehidupan ikan yaitu berkisar antara 23-32ºC.



2.   Substrat

Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.

3.   Kecepatan Arus 

Arus merupakan faktor pembatas yang mempunyai peranan sangat penting dalam perairan, baik pada ekosistem mengalir (lotic) maupun ekosistem menggenang (lentic). Hal ini disebabkan karena adanya arus akan mempengaruhi distribusi organisme, gas-gas terlarut, dan mineral yang terdapat di dalam air (Barus, 2002).
Semakin tinggi kecepatan arus, kandungan oksigen terlarut dalam air yang sangat dibutuhkan oleh biota air dalam metabolismenya akan semakin banyak. Kecepatan arus berkurang seiring dengan penambahan kedalaman suatu perairan (Siregar, 2004) mengklasifikasikan kecepatan arus sebagai berikut :

Tabel klasifikasi kecepatan arus di perairan

NO
Kecepatan Arus
Kategori
1
<10 cm/det
Sangat lambat
2
10-24 cm/det
Lambat
3
25-50 cm/det
Sedang
4
51-100 cm/det
Kuat
5
>100 cm/det
Sangat kuat


4. Lebar sungai

Semakin panjang dan lebar ukuran sungai semakin banyak pula jumlah biota yang menempatinya (Kottelat et al, 1996). Keanekaragaman dan kelimpahan biota juga ditentukan oleh karakteristik habitat perairan. 


5.   Kekeruhan 

Kekeruhan akan mempengaruhi jumlah cahaya matahari yang masuk kedalam suatu perairan. Air yang keruh antara lain disebabkan oleh partikel tanah, daya ikatnya terhadap pksigen akan berkurang dan mungkin mengurangi batas pandang ikan (Soetomo, 2000) . Sehingga selera makan ikan dan efesien penggunaan makanan berkurang. Menurut Wardoyo (1994) tingkat kekeruhan air yang baik untuk pemeliharaan ikan yaitu <50 NTU. Kekeruhan dipengaruhi oleh bahan – bahan tersuspensi seperti lumpur, pasir, bahan organic, dan bahan anorganik, plankton serta organisme mikroskopik lainnya (Hariyadi, 1992 dalam Kristina, 2001). 

6.   Kedalam Sungai

Pada sungai dapat dijumpai tingkat yang lebih tua dari hulu ke hilir,perubahan lebih terlihat pada bagian atas aliran air, dan komposisi kimia berubah dengan cepat. Dan komposisi komunitas berubah sewajarnya yang lebih jelas pada kilometer pertama dibanding lima puluh (50) kilometer terakhir.(Odum. 1988).

           7.   Derajat Keasaman (pH)

Derajat krasaman (pH) merupakan suatu indeks konsentrasi ion hidrogen dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan organisme perairan, sehingga dapat dipergunakan sebagai petunjuk baik buruknya suatu perairan sebagai lingkungan hidup (Siregar,et al., 2002). Derajat keasaman berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan air serta mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia (Effendi, 2003). Nilai pH dapat dipengaruhi anatara lain buangan industri dan rumah tangga (Mahidda, 1984). Derajat krasaman (pH) berkaitan erat dengan karbondioksida dan alkalinitas, semakin tinggi pH, semakin tinggi alkalinitas dan semakin rendah kadar kandungan dioksida bebas (Mackereth et al, 1989). pH merupakan tingkat derajat keasaman yang dimiliki setiap unsur, pH juga berpengaruh terhadap setiap organisme, karena setiap organisme atau indivudu memiliki ketentuan pada derajat keasaman (pH) berapa mereka dapat hidup.
Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi serta dapat meningkatkan konsentrasi ammonia yang bersifat sangat toksik bagi organisme (Barus, 2002). (Pescod, 1973 dalam Kristina, 2001) menyatakan pada pH antara 4-6,5 dan pH 8,5-11 pertumbuhan ikan akan lambat sehingga reproduksi terhambat.

8.   Salinitas

Salinitas adalah nilai yang menunjukkan jumlah garam-garam terlarut dalam satuan volume air yang biasanya dinyatakan dengan satuan promil (‰) (Barus, 2002). salinitas memiliki pengaruh terhadap tekanan osmotik air. Perubahan salinitas secara cepat umumnya menyebabkan tingkat kematian yang tinggi. Salinitas air dipengaruhi oleh pencampuran air laut dan tawar, curah hujan dan evaporasi (Tseng,1987)

9.   Kecerahan

Kecerahan adalah besarnya intensitas cahaya di dalam air yang disebabkan oleh adanya partikel koloid dan tersuspensi seperti lumpur, pasir, bahan organik dan mikroorganisme termasuk plankton (NTAC, 1968). Semakin tinggi tingkat kecerahan suatu perairan, maka semakin tinggi pula kecerahan yang masuk ke dalam air, sehingga lapisan air yang produktif akan menjadi lebih stabil (Kembarawati, 2000).

10.  Vegetasi riparian

   Tanaman tepi atau reparians vegetation di tebing aliran sungai tersebut sebagai penghubung ekosistem air dan ekosistem darat. Tanaman tepi juga merupakan sebagai proses fotosintesis antara cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan. Menurut Sary (2006) Fotosintesis adalah salah satu aktivitas biologi yang sangan penting di perairan. Menurut Asdak (2007) daerah hulu DAS dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut: merupakan daerah konservasi bukan daerah banjir dan jenis vegetasi umumnya tegakan hutan. Sementara daerah hilir DAS dicirikan oleh sbb:merupakan daerah pemanfaatan pada beberapa tempat merupakan daerah banjir, dan jenis vegetasi di dominasi tanaman pertanian.Area yang lebih luas memiliki variasi habitat yang lebih besar dibandingkan dengan area yang lebih sempit (Wooton 1991). Distribusi atau penyebaran ikan dapat dilihat dari 3 sisi, yaitu geologis, geografis dan ekologis. Distribusi geologis adalah penyebaran suatu spesies yang berhubungan dengan waktu atau jaman periode umur bumi ketika spesies itu terdapat. Distribusi geografis (longitudinal) adalah penyebaran suatu spesies ikan berdasarkan tempat ditemukan. Sedangkan distribusi ekologis adalah penyebaran suatu jenis ikan yang erat kaitannya dengan faktor lingkungan


Asdak, 2007. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah mada university press. Yogyakarta
Barus, T. A. 2002. Pengantar Limnologi. Medan : Universitas Sumatera Utara

-------, 2002. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia,
Jakarta.
Odum, T. Howard.1992. ekologi system. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Rajawali

No comments:

Post a Comment

Koneksi antar materi modul 3.2 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya

Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya dan pengimplementasian di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.  a.   ...