minggu, dan
bulan pun menapak
tahun, tiba-tiba baru
kusadari
bahwa tak lama lagi kau akan lepas dari sisiku. Karena
sudah
tiba waktunya kau harus pergi. Menjemput kehidupan
milikmu sendiri.
Ya, sudah saatnya
kau harus kulepaskan
menuju
kehidupan baru di luar sana.
Dunia
luar! Adalah sebuah tempat yang sama sekali tak
ramah, putriku.
Sebuah ruang di
mana kau harus
mampu
untuk
tetap bertahan di tengah-tengah segala ancaman yang
bakal
terus menghadangmu. Dengan bumi yang semakin tua
serta dipenuhi
oleh beragam fasilitas
yang seharusnya bisa
lebih
memudahkan kehidupan. Tapi ternyata semua itu justru
membuat realitas
kehidupan makin bertambah
kacau dan
carut marut.
Hari-hari terakhir ini,
segala bentuk kekerasan
dan
tindak jahiliyah sudah
menampakkan diri secara
terang-
terangan.
Pergaulan bebas dengan bermacam latar belakang
dan sebabnya
telah makin menjauhkan manusia
dari
kehidupan yang
ideal. Percampuran antara
pria dan wanita
yang melanda
setiap jengkal bumi
telah menjadi
pemandangan
biasa dan wajar. Dan tanpa disadari oleh siapa
pun, 'kewajaran'
itu mulai menampakkan
gejala-gejala yang
membahayakan. Ya,
berbagai macam dampak
negatif atas
budaya
ikhtilath (campur baur antara laki-laki dan perempuan)
mulai muncul.
Dan lagi-lagi, kaum
wanita seperti dirimu
adalah yang
pertama kali merasakan
akibatnya, langsung
maupun tidak.
Lalu liputan dari
berbagai media yang
cuma
berisikan
berita-berita memiriskan jiwa. Semuanya berlomba-
lomba untuk
menampilkan sisi bengis
dan buram wajah
kehidupan. Kejahatan
dan kemaksiatan di
lingkungan sekitar
kita
hanyalah masalah waktu. Tak ada lagi sebuah tempat pun
yang
benar-benar aman. Begitulah! Ketika hari ini aku kembali
lagi menatap
dunia yang liar
itu melalui jendela
rumah kita.
Tiba-tiba telah
digerakkanNya tanganku untuk
menuliskan
beberapa patah kata yang ingin
kutitipkan untukmu.
Maka hanya
kepadamulah wahai puteri
tercinta,
kutuliskan
surat ini. Bersama baluran doa restu serta curahan
rasa cintaku
yang tak pernah
kering, akan kupintakan
pada
Allah Subhaanahu
wa ta'ala -Sang Pemilik
setiap jiwa-, agar
selalu melindungimu di
dalam naungan keselamatan
serta
ridha-Nya.
Ketahuilah, bahwa aku sangat menyayangimu dan
tak
ingin kau kalah oleh liciknya jebakan dunia.
Akhirnya, selamat
memasuki masamasa remaja,
putriku! Jagalah
selalu hati dan dirimu
di setiap tempat
dan
waktu.
Semoga
Allah Subhaanahu wa ta'ala membimbing kita
semua.
|
KETIKA
BENIH MULAI TUMBUH
Setetes cinta yang tertawan
Dan benih kasih yang tersipu
Berbalut asa dan doa
Hingga tibalah tiupan ruh
Jadilah,... Maka jadilah
kamu!
|
Putriku
terkasih,...!!
Tak ada
yang tahu apa
yang akan terjadi
di depan
nanti.
Bahkan ketika kedipan mata serta hembusan nafas yang
keluar dari
tubuh fana hilang dihisap oleh
alam sekitar. Kita
tak pernah
tahu apakah masih
ada kesempatan untuk
sekali
lagi
mengedipkan mata. Bahkan kita tak bisa menjamin pada
diri
sendiri untuk sekedar bisa menarik nafas yang sama pada
detik berikutnya,
kecuali hanya dengan
izin Sang Empunya
hidup hingga
Allah Subhaanahu wa
ta'ala memberikan
iradahNya. Dan
sesungguhnya, takdir jualah
yang telah
menuntunmu
hingga di titik ini.
Maka begitulah
yang telah terjadi
di saat itu.
Masa-
masa di
mana benih cinta
kedua orang tuamu
dipersatukan
dalam
sebuah ikatan yang sakral. Hingga Allah Subhaanahu wa
ta'ala pula yang telah menciptakan dan
menumbuhkembangkan benih
suci dari buah
kasih itu
bersama hujan
cinta-Nya. Menjaga serta
merawatmu dari
detik
ke detik dalam pelukan rahim kasih sayang. Lalu waktu
pun
terus berlalu sampai tiba sebuah hari saat semua orang di
sekeliling berharap-harap cemas saat menantikan
kehadiranmu. Dan
kepadamu, ingin ku
sampaikan sebuah
firman
Allah Subhaanahu wa ta'ala tentang kehadiran seorang
anak
sepertimu bagiku:
|
Sebab
Mekarmu Hanya Sekali | Surat Cinta Untuk Putri Tercinta
|
ٌﻢﯿِﻈَﻋ
ٌﺮْﺟَأ ُهَﺪْﻨِﻋ َﮫﱠﻠﻟا ﱠنَأَو ٌﺔَﻨْﺘِﻓ ْﻢُﻛُدﺎَﻟْوَأَو ْﻢُﻜُﻟاَﻮْﻣَأ ﺎَﻤﱠﻧَأ اﻮُﻤَﻠْﻋاَو
"Dan
ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu hanyalah
sebagai cobaan
dan sesungguhnya di
sisi Allah-lah pahala
yang
besar."
(Al-Anfal: 28)
Itulah faktanya!
Bahwa kehadiranmu yang
sangat
membahagiakan itu
hakekatnya adalah benar-benar
hanya
sebagai
ujian dan cobaan semata. Dengan ilmuNya, telah Dia
percayakan
engkau dalam asuhan kami. Maka, kau pun harus
paham bahwa
untuk mengemban amanah
berat itu
memerlukan
suatu proses serta cara yang tepat. Agar ketika
tiba waktunya
nanti untuk mempertanggungjawabkanmu
dihadapanNya, aku
akan bisa tersenyum sekaligus
membanggakan
dirimu.
Selanjutnya, tak
ada lagi keinginan
lain dalam diriku
kecuali
cita-cita untuk membawamu kepada jalan cahaya yang
telah
disediakanNya. Hari depanmu yang -bahkan kami sendiri
belum tahu-
itu harus mampu
kau lalui dengan
baik. Dan
khusus untukmu,
wahai putriku terkasih,
jadikan segala hal
yang telah
berlalu itu sebagai
kekuatan untuk menyongsong
|
hari
esok milikmu yang jelas belum bisa kami bayangkan.
untuk download ebook aslinya silahkan klik disini
|
No comments:
Post a Comment