Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross, 1992).Plasmolisis menunjukkan bahwa sel mengalami sirkulasi keluar masuk suatu zat , artinya suatu zat /materi bisa keluar dari sel , dan bisa masuk melalui membrannya .Adanya sirkulasi ini bisa menjelaskan bahwa sel tidak diam , tetapi dinamis dengan lingkungannya , jika memerlukan materi dari luar maka ia harus ambil materi itu dengan segala cara, yaitu mengatur tekanan agar terjadi perbedaan tekanan sehingga materi dari luar itu bisa masuk.
Menurut Tjitrosomo (1987), jika sel dimasukan ke dalam larutaitun gula, maka arah gerak air ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan nilainya di dalam sel. Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan bergerak dari luar ke potensial air yang lebih rendah yaitu dalam sel, bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air. Apabila kehilangan air itu cukup besar, maka ada kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Plasmolisis merupakan keadaan membran dan sitoplasma akan terlepas dari dinding sel . Sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami plasmolisis. Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang mengalami plasmolisis.
Proses plasmolisis dapat diketahui dengan membran protoplasma dan sifat permeabelnya. Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis. Jika pada mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan itu berarti ruang bening diantara dinding dengan protoplas diisi udara Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami plasmolisis. Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel. Benang-benang tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema, dimana diameternya lebih besar daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury, 1995).
protoplsma dapat Keadaan menahan volume vakuola agar tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat lepasnya protoplasma dari dinding sel. Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut plasmolisis insipien. Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh jumlahnya selnya mengalami plasmolisis. Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel = 0. potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and Ross, 1992)
Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross, 1992). Plasmolisis menunjukkan bahwa sel mengalami sirkulasi keluar masuk suatu zat , artinya suatu zat /materi bisa keluar dari sel , dan bisa masuk melalui membrannya .Adanya sirkulasi ini bisa menjelaskan bahwa sel tidak diam , tetapi dinamis dengan lingkungannya , jika memerlukan materi dari luar maka ia harus ambil materi itu dengan segala cara, yaitu mengatur tekanan agar terjadi perbedaan tekanan sehingga materi dari luar itu bisa masuk.
Menurut Tjitrosomo (1987), jika sel dimasukan ke dalam larutaitun gula, maka arah gerak air ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan nilainya di dalam sel. Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan bergerak dari luar ke potensial air yang lebih rendah yaitu dalam sel, bila potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air. Apabila kehilangan air itu cukup besar, maka ada kemungkinan bahwa volum sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Plasmolisis merupakan keadaan membran dan sitoplasma akan terlepas dari dinding sel . Sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami plasmolisis. Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang mengalami plasmolisis.
Proses plasmolisis dapat diketahui dengan membran protoplasma dan sifat permeabelnya. Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan oleh sel-sel yang terplasmolisis. Jika pada mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan itu berarti ruang bening diantara dinding dengan protoplas diisi udara Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami plasmolisis. Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel. Benang-benang tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema, dimana diameternya lebih besar daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury, 1995).
protoplsma dapat Keadaan menahan volume vakuola agar tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat lepasnya protoplasma dari dinding sel. Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut plasmolisis insipien. Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh jumlahnya selnya mengalami plasmolisis. Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel = 0. potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and Ross, 1992)
Dalam sel tumbuhan ada tiga faktor yang
menetukan nilai potensial airnya, yaitu matriks sel, larutan dalam vakuola dan
tekanan hidrostatik dalam isi sel. Hal ini menyebabkan potensial air dalam sel
tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks, potensial
osmotik dan potensial tekanan (Wilkins, 1992)
pendapat Tjitrosomo (1987) bahwa sel yang isinya air murni tidak
mengalami plasmolisis. Jika suatu sel dimasukan ke dalam air murni, maka
struktur sel itu terdapat potensial air yang nilainya tinggi (=0), sedangkan di
dalam sel terdapat nilai potensial air yang lebih rendah (negatif). Hal ini
menyebabkan air akan bergerak dari luar sel masuk ke dalam sel sampai tercapai
keadaan setimbang.
Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang
permeabel secara differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat
berkonsentrasi rendah. Tekanan yang terjadi karena
difusi molekul air disebut tekanan osmosis. Makin besar terjadinya osmosis maka
makin besar pula tekanan osmosisnya. Menurut Kimball (1983) bahwa proses
osmosis akan berhenti jika kecepatan desakan keluar air seimbang dengan
masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi.
Menurut Tjitrosomo (1987), jika sel dimasukan
ke dalam larutan gula, maka arah gerak air neto ditentukan oleh perbedaan nilai
potensial air larutan dengan nilainya didalam sel. Jika potensial larutan lebih
tinggi, air akan bergerak dari luar ke dalam sel, bila potensial larutan lebih
rendah maka yang terjadi sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air. Apabila
kehilangan air itu cukup besar, maka ada kemungkinan bahwa volum sel akan
menurun demikian besarnya sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang
dibentuk oleh dinding sel. Membran dan sitoplasma akan terlepas dari dinding
sel, keadaan ini dinamakan plasmolisis. Sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami
plasmolisis. Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang
mengalami plasmolisis.
Membran protoplasma dan
sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui dari proses plasmolisis.
Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan oleh sel-sel yang
terplasmolisis. Apabila ruang bening diantara dinding dengan protoplas diisi
udara, maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang berwarna
kebiru-biruan. Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami plasmolisis.
Molekul gula dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang menembus
lubang-lubang kecil pada dinding sel. Benang-benang tersebut dikenal dengan
sebutan plasmolema, dimana diameternya lebih besar daripada molekul tertentu
sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury, 1995). Komponen potensial air pada tumbuhan
terdiri atas potennsial osmosis (solut) dan potensial turgor (tekanan). Dengan
adanya potensial osmosis cairan sel, air murni cenderung memasuki sel.
Sebaliknya potensial turgor di dalam sel mengakibatkan air meninggalkan sel.
Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan jika potensial turgornya sama
dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis. Nilai potensial osmotik
dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : tekanan, suhu,
adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya, matrik sel,
larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Nilai potensial
osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar. Suhu
berpengaruh terhadap potensial osmotik yaitu semakin tinggi suhunya maka nilai
potensial osmotiknya semakin turun (semakin negatif) dan konsentrasi
partikel-partikel terlarut semakin tinggi maka nilai potensial osmotiknya
semakin rendah (Meyer and Anderson, 1952).
Menurut Salisbury dan Ross (1992), potensial
air murni pada tekanan atmosfer dan suhu yang sama dengan larutan tersebut sama
dengan nol, maka potensial air suatu larutan air pada tekanan atmosfer bernilai
negatif.
Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan
protoplsma agar tetap menempel pada dinding sel sehingga kehilangan sedikit air
saja akan berakibat lepasnya protoplasma dari dinding sel. Peristiwa
plasmolisis seperti ini disebut plasmolisis insipien. Plasmolisis insipien
terjadi pada jaringan yang separuh jumlahnya selnya mengalami plasmolisis. Hal
ini terjadi karena tekanan di dalam sel = 0. potensial osmotik larutan
penyebab plasmolisis insipien setara
dengan potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan
tercapai (Salisbury and Ross, 1992)
Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya
protoplasma dari dinding sel yang diakibatkan keluarnya sebagian air dari
vakuola (Salisbury and Ross, 1992). Menurut Winduwati (2000), karakteristik
permeasi air pada membran osmosis balik telah dipelajari dengan menggunakan
membran komposit modul modul sopitral wound dan larutan klorida dalam air dalam
larutan umpan.
Daftar Referensi
Kimball, J. W. 1983. Biologi. Erlangga,
Jakarta.
Meyer,
B.S and Anderson ,
D.B. 1952. Plant Physiology. D Van Nostrand Company Inc., New York .
Salisbury, Frank B. et al. 1995. Plant Physiology 2nd Edition. Mc Graw Hill Company. New York .
Tjitrosomo.1987. Botani
Umum 2. Penerbit Angkasa, Bandung.
Wilkins, M. B. 1992. Fisiologi Tanaman. Bumi
Angkasa, Jakarta.
Winduwati S., Yohan, Rifaid M. Nur. 2000.
Karakteristik Osmosis Balik Membran Spiral Wound. Pusat Pengembangan
Pengelolaan Limbah Radio Aktif.
No comments:
Post a Comment