Monday, July 29, 2024

Kaitan Antara Peran Pendidik dalam mewujudkan Filosofi Pendidikan KHD dan P5 melalui Paradigma Inkuiri Apresiatif.


Assalamulaikum wr wb.
Salam dan Bahagia.
Tulisan kali ini membahas perspektif saya terhadap kaitan peran pendidik, filosofi Ki Hadjar Dewantara, dan P5 dalam paradigma Inkuiri apresiatif.

1. Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Ki Hajar Dewantara (KHD) memiliki pemikiran bahwa pendidikan merupakan ‘tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak’. yang berarti menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. sedangkan pengajaran merupakan bagian dari pendidikan itu sendiri. seperti contonya memberikan ilmu yang bermanfaat bagi anak baik lahir maupun batin.

KHD memiliki beberapa pemikiran tentang Pendidikan

  1. Tri pusat Pendidikan. Konsep ini menekankan kepada pentingnya kolaborasi dari tiga pusat Pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan Masyarakat.
  1. Prinsip Ing Ngarsa Sung Tuladha di depan, memberi teladan, Ing Madya Mangun Karsa Di tengah membangun semangat, Tut Wuri Handayani Di belakang memberikan dorongan
  2. Pendidikan yang menekankan kebebasan. Pendidikan harus membebaskan cara berpikir, kreativitas dan inisiatif siswa sehingga mereka dapat menjadi manusia yang mandiri dan bertanggung jawab
  1. Pembelajaran aktif dan kontekstual. Pembelajaran harus relevan dengan kehidupan sehari-hari dan memungkinkan peserta didik terlibat secara langsung dalam proses belajar sehingga membuat pembelajaran lebih bermakna.
  1. Demokratisasi Pendidikan. Pada pemikiran ini menekankan bahwa Pendidikan merupakan hak semua anak tanpa ada embel-embel tertentu.
2. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Projek  ini menggunakan  pendekatan pembelajaran  berbasis  projek  (project  based learning). Dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan bagi peserta didik  untuk belajar  dalam situasi tidak formal, struktur belajar  yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar.  Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila bertujuan untuk terwujudnya Profil Pelajar Pancasila. Keenam dimensi Profil Pelajar Pancasila yaitu: (1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, (2) Mandiri, (3) Bernalar Kritis, (4) Kreatif, (5) Gotong Royong, (6) Berkebhinekaan Global.

3. Peran Pendidik

Peran pendidik dalam persepktif saya yang berkaitan dengan filosofi pendidikan KHD yaitu.

  • Fasilitator: Membantu murid dalam proses belajar dengan menyediakan lingkungan belajar yang kondusif.
  • Motivator: Memberikan dorongan dan semangat kepada murid untuk terus belajar dan berkembang.
  • Teladan: Menjadi contoh yang baik dalam sikap, perilaku, dan nilai-nilai moral.
  • Inovator: Menciptakan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk menarik minat murid.
  • Pendorong Kemandirian: Mendorong murid untuk berpikir dan bertindak secara mandiri.

4. Inkuiri Apresiatif

Inkuiri Apresiatif (IA) adalah pendekatan yang fokus pada mengidentifikasi dan membangun kekuatan dan potensi yang ada. IA mengajarkan untuk mengapresiasi hal-hal positif dan mencapai perubahan melalui eksplorasi kekuatan yang ada. IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi. Dengan demikian, dalam implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan.


Kaitan Antara Peran Pendidik dalam mewujudkan Filosofi Pendidikan KHD dan P5 dan melalui Paradigma IA.


1.    Mengaplikasikan Tri Pusat Pendidikan melalui Inkuiri Apresiatif:

Tri pusat Pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan Masyarakat. Untuk mewujudkan Tri pusat Pendidikan, pendidik dapat menggunakan IA. IA dapat digunakan untuk mengapreasiasi dan memfasilitasi kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan Masyarakat. Misalnya, melalui kegiatan refleksi bersama, pendidik, orang tua, dan komunitas dapat mengidentifikasi dan menghargai kontribusi positif masing-masing dalam pendidikan murid.

2. Menerapkan Prinsip Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani:

Inkuiri Apresaitif dapat mengidentifikasi contoh positif yang ada disekolah dan ditengah Masyarakat, serta mengapresiasi semangat dan dorongan yang diberikan oleh murid kepada satu sama lain. Ini menciptakan lingkungan belajar yang saling mendukung dan menginspirasi.

 3.   Mendukung Pendidikan yang Menekankan Kebebasan / kemandirian:

Pendekatan IA dapat mendorong murid untuk lebih mandiri dan  bertanggung jawab atas pembelajaran mereka. Hal ini karena IA dapat membantu pendidik dalam membebaskan potensi kreativitas dan inisiatif siswa dengan mengapresiasi ide-ide dan upaya mereka.

 4.   Mengimplementasikan Pembelajaran Aktif dan Kontekstual:

Pendidik dapat merancang proyek-proyek yang relevan dengan kehidupan sehari-hari murid melalui penggunaan pendekatan IA, serta mengapresiasi keterlibatan dan kontribusi siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pembelajaran berbasis proyek dalam P5 yang melibatkan murid secara langsung dalam memecahkan masalah nyata.

5.    Mewujudkan Demokratisasi Pendidikan:

Pendekatan IA dapat membantu pendidik bahwa setiap siswa dihargai dan diakui potensinya, tanpa memandang latar belakang mereka. Ini mendukung prinsip demokratisasi pendidikan KHD, dimana pendidikan adalah hak semua anak.

6.    Membangun Dimensi Profil Pelajar Pancasila:

Pendekatan IA dapat digunakan guru untuk membantu murid mengidentifikasi dan mengembangkan dimensi-dimensi Profil Pelajar Pancasila. contoh, dalam pengembangan kemandirian murid, pendidik bisa mengapresiasi inisiatif murid dalam mengambil tanggung jawab atas proyek mereka sendiri. Dalam mengembangkan gotong royong, IA dapat digunakan untuk menghargai kerja sama tim dan kontribusi individu dalam proyek kelompok.

Dengan mengintegrasikan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, dan peran pendidik dalam paradigma Inkuiri Apresiatif, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang holistik, positif, dan mendukung perkembangan murid secara menyeluruh. Pendekatan ini tidak hanya membantu murid untuk mencapai potensi penuh mereka tetapi juga menyiapkan mereka menjadi individu yang berkarakter dan kompeten sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.


Sebagai penutup dari tulisan ini saya ingin menyampaikan visi terhadap murid saya yaitu:
"Mewujudkan Insan yang cerdas, berkarakter pancasila, dan berwawasan Global"

1 comment:

  1. Luar biasa...Koneksi antar materi yang sangat mudah dipahami, jelas dan bermakna

    ReplyDelete

Koneksi antar materi modul 3.2 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya

Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya dan pengimplementasian di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.  a.   ...