Pembelajaran
berdiferensiasi menurut saya adalah suatu pendekatan yang digunakan oleh guru
dalam kegiatan pembelajarannya. Pendekatan ini merupakan suatu konsekuensi
bahwa guru memahami bahwa setiap muridnya memiliki keunikan sendiri. Keunikan ini meliputi minat bakat, kebutuhan,
lingkungan, dan latar belakang keluarga. Secara singkatnya pembelajaran
diferensiasi adalah pendekatan yang dilakukan oleh guru untuk memenuhi
kebutuhan belajar muridnya. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang
mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya
yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid.
Ki
Hajar Dewantara (KHD), memiliki beberapa filosofi yaitu pendidikan harus
memerdekakan dan berpihak pada murid. Filosofi ini menekankan bahwa Pendidikan hendaknya
menempatkan kebutuhan murid sebagai tujuan pembelajarannya. Setiap anak
memiliki keunikan dan kemampuan yang berbeda, dan pendidikan yang baik harus
mampu mengakomodasi perbedaan tersebut. Dalam pembelajaran berdiferensiasi,
filosofi ini tercermin dalam upaya untuk memberikan pengalaman belajar yang
sesuai dengan kebutuhan dan potensi murid, agar mereka dapat berkembang secara
optimal.
Mengimplementasikan
pembelajaran berdiferensiasi di kelas merupakan salah satu tugas dan peran penting
calon guru penggerak. Sebagai agen perubahan, Calon Guru Penggerak dituntut
untuk memiliki kemampuan dalam memahami karakteristik murid, merancang
pembelajaran yang inklusif, dan memfasilitasi proses belajar yang menghargai
perbedaan individual. Calon Guru Penggerak juga berperan sebagai mentor bagi
rekan sejawat dan mampu mendorong terciptanya ekosistem pendidikan yang lebih
adaptif dan kolaboratif. Tentunya peran ini tidak hanya berlaku untuk Calon dan
Guru penggerak, namun semua guru dituntut untuk dapat ikut berperan sehingga
akan tercipta kegiatan pembelajaran yang lebih berpihak pada murid.
Pembelajaran
berdiferensiasi dapat diterapkan melalui beberapa strategi yaitu diferensiasi
konten, proses, dan produk. Diferensiasi Konten yaitu menyajikan materi dengan
tingkat kesulitan yang berbeda sesuai dengan kemampuan murid. Diferensiasi
Proses yaitu memberikan metode atau cara belajar yang berbeda, seperti bekerja
secara mandiri, berkelompok, atau melalui media visual dan kinestetik, sesuai
gaya belajar murid. Diferensiasi Produk yaitu kegiatan yang memungkinkan murid
untuk menunjukkan pemahaman mereka melalui berbagai bentuk produk, misalnya
esai, presentasi, atau proyek kreatif. Sedangkan Diferensiasi Lingkungan yaitu
kegiatan menciptakan suasana belajar yang kondusif dan sesuai dengan kebutuhan
emosional dan fisik murid.
Sebelum
menerapkan strategi ini tentunya guru harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan
murid, kebutuhan tersebut menurut Tomlinson (2001) yaitu :
1. Kesiapan belajar (readiness) murid
2. Minat murid
3. Profil belajar murid
Kesiapan belajar merupakan kapasitas untuk
mempelajari materi, konsep, atau ketrampilan baru. Memahami kesiapan murid
belajar mempermudah guru dalam menentukan model pembelajaran yang akan
digunakan. Untuk memahami kesiapan belajar murid dapat menggunakan model tombol
equalizer pada stereo atau pemutar CD (Tomlinson). Saat seorang guru mengajar
dan dapat menyesuaikan kesiapan murid atau seperti menyesuiakan tombol
equaliser ini maka akan menyamakan peluang murid untuk mendapatkan kombinasi
terbaiknya.
Minat merupakan suatu keadaan mental yang
menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang
menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Lebih lanjut menurut Tomlinson dengan
memperhatikan minat maka akan mencapa tujuan sebagai berikut:
- membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar;
- mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran;
- menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan;
- meningkatkan motivasi murid untuk belajar.
Profil belajar mengacu pada cara terbaik individu dalam belajar. Mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar bertujuan untuk memberi mereka kesempatan belajar yang lebih alami dan efisien. Banyak faktor terkait profil belajar murid, diantaranya:
- Preferensi terhadap lingkungan belajar
- Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
- Preferensi gaya belajar
- Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences)
Pembelajaran berdiferensiasi akan berhasil jika memperhatikan berbagai hal berikut:
- Pembelajaran Berdiferensiasi adalah bersifat proaktif.
- Pembelajaran Berdiferensiasi lebih bersifat kualitatif daripada kuantitatif.
- Pembelajaran Berdiferensiasi berakar pada penilaian.
- Pembelajaran Berdiferensiasi menggunakan beberapa pendekatan terhadap konten, proses, dan produk.
- Pembelajaran berdiferensiasi berpusat pada murid.
- Pembelajaran berdiferensiasi merupakan perpaduan dari pembelajaran seluruh kelas, kelompok dan individual.
- Pembelajaran berdiferensiasi bersifat "organik" dan dinamis. (Diadaptasi dari How to Differentiate Instruction in Academically Diverse Classrooms, 3rd Edition, oleh Carol Ann Tomlinson, Alexandria)
Pengaplikasian pembelajaran berdiferensiasi memerlukan fleksibilitas, observasi mendalam terhadap murid, serta keterampilan guru dalam merancang dan mengelola kelas yang inklusif. Dengan demikian, setiap murid dapat belajar dengan cara yang paling efektif bagi mereka, tanpa merasa terhambat oleh perbedaan yang ada.
No comments:
Post a Comment