Monday, September 2, 2024

Koneksi Materi Modul 2.1. Pembelajaran Berdiferensiasi


 

Pembelajaran berdiferensiasi menurut saya adalah suatu pendekatan yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajarannya. Pendekatan ini merupakan suatu konsekuensi bahwa guru memahami bahwa setiap muridnya memiliki keunikan sendiri.  Keunikan ini meliputi minat bakat, kebutuhan, lingkungan, dan latar belakang keluarga. Secara singkatnya pembelajaran diferensiasi adalah pendekatan yang dilakukan oleh guru untuk memenuhi kebutuhan belajar muridnya. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. 

Ki Hajar Dewantara (KHD), memiliki beberapa filosofi yaitu pendidikan harus memerdekakan dan berpihak pada murid. Filosofi ini menekankan bahwa Pendidikan hendaknya menempatkan kebutuhan murid sebagai tujuan pembelajarannya. Setiap anak memiliki keunikan dan kemampuan yang berbeda, dan pendidikan yang baik harus mampu mengakomodasi perbedaan tersebut. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, filosofi ini tercermin dalam upaya untuk memberikan pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi murid, agar mereka dapat berkembang secara optimal.

Mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi di kelas merupakan salah satu tugas dan peran penting calon guru penggerak. Sebagai agen perubahan, Calon Guru Penggerak dituntut untuk memiliki kemampuan dalam memahami karakteristik murid, merancang pembelajaran yang inklusif, dan memfasilitasi proses belajar yang menghargai perbedaan individual. Calon Guru Penggerak juga berperan sebagai mentor bagi rekan sejawat dan mampu mendorong terciptanya ekosistem pendidikan yang lebih adaptif dan kolaboratif. Tentunya peran ini tidak hanya berlaku untuk Calon dan Guru penggerak, namun semua guru dituntut untuk dapat ikut berperan sehingga akan tercipta kegiatan pembelajaran yang lebih berpihak pada murid.

Pembelajaran berdiferensiasi dapat diterapkan melalui beberapa strategi yaitu diferensiasi konten, proses, dan produk. Diferensiasi Konten yaitu menyajikan materi dengan tingkat kesulitan yang berbeda sesuai dengan kemampuan murid. Diferensiasi Proses yaitu memberikan metode atau cara belajar yang berbeda, seperti bekerja secara mandiri, berkelompok, atau melalui media visual dan kinestetik, sesuai gaya belajar murid. Diferensiasi Produk yaitu kegiatan yang memungkinkan murid untuk menunjukkan pemahaman mereka melalui berbagai bentuk produk, misalnya esai, presentasi, atau proyek kreatif. Sedangkan Diferensiasi Lingkungan yaitu kegiatan menciptakan suasana belajar yang kondusif dan sesuai dengan kebutuhan emosional dan fisik murid.

Sebelum menerapkan strategi ini tentunya guru harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan murid, kebutuhan tersebut menurut Tomlinson (2001) yaitu :

1.     Kesiapan belajar (readiness) murid

2.     Minat murid

3.     Profil belajar murid

Kesiapan belajar merupakan kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau ketrampilan baru. Memahami kesiapan murid belajar mempermudah guru dalam menentukan model pembelajaran yang akan digunakan. Untuk memahami kesiapan belajar murid dapat menggunakan model tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD (Tomlinson). Saat seorang guru mengajar dan dapat menyesuaikan kesiapan murid atau seperti menyesuiakan tombol equaliser ini maka akan menyamakan peluang murid untuk mendapatkan kombinasi terbaiknya.

Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Lebih lanjut menurut Tomlinson dengan memperhatikan minat maka akan mencapa tujuan sebagai berikut:

  1. membantu murid menyadari bahwa ada kecocokan antara sekolah dan kecintaan mereka sendiri untuk belajar;
  2. mendemonstrasikan keterhubungan antar semua pembelajaran;
  3. menggunakan keterampilan atau ide yang dikenal murid sebagai jembatan untuk mempelajari ide atau keterampilan yang kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan;
  4. meningkatkan motivasi murid untuk belajar.

Profil belajar mengacu pada cara terbaik individu dalam belajar. Mengidentifikasi atau memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar bertujuan untuk memberi mereka kesempatan belajar yang lebih alami dan efisien. Banyak faktor terkait profil belajar murid, diantaranya:

  1. Preferensi terhadap lingkungan belajar
  2. Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
  3. Preferensi gaya belajar
  4. Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences)

Pembelajaran berdiferensiasi akan berhasil jika memperhatikan berbagai hal berikut:

  1. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah bersifat proaktif.
  2. Pembelajaran Berdiferensiasi lebih bersifat kualitatif daripada kuantitatif.
  3. Pembelajaran Berdiferensiasi berakar pada penilaian.
  4. Pembelajaran Berdiferensiasi menggunakan beberapa pendekatan terhadap konten, proses, dan produk.
  5. Pembelajaran berdiferensiasi berpusat pada murid.
  6. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan perpaduan dari pembelajaran seluruh kelas, kelompok dan individual.
  7. Pembelajaran berdiferensiasi bersifat "organik" dan dinamis. (Diadaptasi dari How to Differentiate Instruction in Academically Diverse Classrooms, 3rd Edition, oleh Carol Ann Tomlinson, Alexandria)

        Pengaplikasian pembelajaran berdiferensiasi memerlukan fleksibilitas, observasi mendalam terhadap murid, serta keterampilan guru dalam merancang dan mengelola kelas yang inklusif. Dengan demikian, setiap murid dapat belajar dengan cara yang paling efektif bagi mereka, tanpa merasa terhambat oleh perbedaan yang ada.


No comments:

Post a Comment

Koneksi antar materi modul 3.2 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya

Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya dan pengimplementasian di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.  a.   ...